Ibu Ghea Panggabean pernah mengunjungi suku Asmat di Papua dan begitu kagum dengan hasil seninya. Spesial untuk Kamoro Art and Exhibition, ibu Ghea membuat baju dengan desain tameng Papua yang dibuat di atas bahan silk. Desainnya cantik sekali.
Baju yang dibuat jenis baju santai, tapi buat saya baju dengan warna hitam dan tameng Papua berwarna coklat itu terlalu cantik untuk dipakai sebagai baju santai.
Sejatinya, hasil karya seni sebuah daerah bisa diaplikasikan menjadi sebuah baju. Ibu Ghea berpengalaman menjual desain bajunya di mancanegara.
Banyak negara di Eropa dan Italia yang menyukai baju dengan motif seni Indonesia. Ia tak sabar ingin mengenalkan motif Kamoro ke mancanegara juga.
Ibu Ghea bilang motif Kamoro bisa dibuat menjadi apa saja. Bisa menjadi alat makan seperti piring atau gelas, baju kekinian, masker, ikat kepala, atau hiasan interior.
Masyarakat mancanegara menyukai motif-motif etnik, termasuk motif Papua. Pasar untuk seni Kamoro terbuka luas, asal kita bisa kreatif menggunakannya, kata ibu Ghea.
Senada yang dikatakan oleh Asha Smara Darra. Motif Kamoro begitu original, punya banyak sisi untuk diolah.
Asha punya ide untuk membuat program yang bisa diikuti oleh para pengrajin seni, di mana di program ini para pengrajin akan diajari untuk lebih confidence dalam menghasilkan karya seni, yang pada akhirnya lebih bangga dengan profesinya.