Di bulan suci ini saya berharap, saya dan anak-anak saya dapat melalui segala kesulitan. Anak-anak berbeda dengan orang tua yang sudah makan asam garam kehidupan. Jika tak didampingi, mereka bisa depresi. Momen ini penting untuk proses pendewasaan mereka. Tentu saya berharap keadaan kembali normal lagi dan segala kesulitan berganti dengan kemudahan. Namun yang terpenting adalah, paringono sabar dan sehat Gusti.
Saya percaya Tuhan punya maksud di balik pandemi. Karena itu saya berharap saya, keluarga dan Anda bisa menjalani ujian ini dengan tabah, tawakal dan pantang menyerah. Terdengar bijak dan naif ya, saya tak ingin bulan suci ini diisi dengan makian. Berusaha dan berdoalah, karena ada perut yang harus diisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H