Para Milenial ini adalah mahasiswa dari 27 Universitas yang ada di Pulau Jawa. Ada yang dari Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Banyuwangi dan lain-lain. Suasana begitu riuh sekali. Mereka sangat antusias beraksi nyata menanam Cemara Gunung. Dengan membawa Cemara Gunung dan peralatan menanam, mereka berjalan menuju area yang sudah disiapkan sebelumnya. Tak peduli walau baju mereka menghitam karena bersentuhan dengan pohon-pohon yang sudah jadi arang.
Kepala BBKSDA Jatim, Dr. Nandang Prihadi S.Hut.M.Sc di acara kemarin mengatakan bahwa kebakaran besar bukan hanya menghanguskan pepohonan tapi juga membuat kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut. Hal ini menyebabkan rusaknya siklus flora dan fauna. Jadi penanaman kembali ini juga untuk pemulihan ekosistem flora dan fauna yang terputus karena kebakaran hutan.
Senada dengan Friska, mahasiswi dari sebuah universitas di Banyuwangi. Kebakaran hutan yang melanda TWA Ijen cukup membuat prihatin masyarakat Banyuwangi. TWA Kawah Ijen adalah tempat wisata utama yang menarik banyak wisatawan. Ditutupnya TWA Kawah Ijen karena kebakaran, membuat warga merasa kehilangan. Wisatawan jadi sepi, otomatis ini berpengaruh pada gerak perekonomian masyarakat.
Ada 500 Cemara Gunung yang ditanam di area seluas 1,1 hektar dari program Siap Darling. Tentu ini tak cukup, mengingat lahan yang terbakar luasnya hamper 1000 hektar mulai dari TWA Kawah ijen, Gunung Ranti dan Gunung Merapi Ungup-Ungup. Namun ini adalah langkah kecil untuk memulai mengembalikan hutan yang rusak. Dengan aksi ini, diharapkan kesadaran melestarikan lingkungan lingkungan makin meluas. Karena perubahan itu nggak bisa dilakukan sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H