Bu Oyok menggunakan pewarna makanan, jadi tenang saja ya manisan palanya aman. Kemudian buah pala dibalur gula pasir lalu dijemur. Saat air buah pala sudah kering, buah pala kembali dibalur gula pasir. Makanya gula pasir di manisan palanya cukup tebal karena dibalur berkali-kali. Setelah itu, buah pala dimasukkan ke oven khusus untuk dilakukan proses pengeringan. Oven ini dibuat secara mandiri oleh keluarga bu Oyok.
Ovennya berupa kotak seng seukuran lemari dan berisi rak-rak untuk menaruh manisan pala yang sudah dibalur gula pasir. Di bagian bawah ada gas yang menjadi bahan bakar oven ini. Manisan pala dikeringkan di dalam oven selama 2 malam. Setelah itu, manisan pala dibungkus dalam kemasan plastik dan siap untuk dijual. Total pengerjaan manisan pala bisa sampai 7 hari. Proses lama untuk sebuah penganan sederhana.
Membuat manisan pala basah, prosesnya lebih sederhana. Setelah dibelah, buah pala direndam dalam air gula tanpa pewarna. Karena buat manisan pala basah, warnanya adalah warna asli buah pala yang agak kuning itu. Buat Anda yang tak ingin makan manisan pala kering yang gula pasirnya tebal, Anda bisa makan manisan pala basah. Manisan pala basah malah rasa palanya lebih terasa ketimbang yang kering.
pala sedang dikeringkan (dok.yayat)
Manisan pala dikemas dalam plastik dengan ukuran 250 gram dan dijual 10 ribu rupiah per bungkus dan 35 ribu rupiah per kilogram untuk manisan pala kering. Untuk manisan pala basah harganya adalah 30 ribu rupiah per kilogram. Ini harga distributor ya, kalau harga eceran di pasar pastinya akan lebih mahal karena sudah melalui reseller. Reseller ini yang akan menaruh label atau merk di manisan palanya. Merknya bisa macam-macam tergantung resellernya, tapi produknya ya satu dari bu Oyok itu.
manisan pala basah (dok.yayat)
Saya pulang dengan membawa sebungkus manisan pala basah. Di rumah, saya makan sebagai peneman minum teh. Sore ini hujan. Manisan pala membuat tenggorokan jadi hangat. Semoga laris manis yaaaa bu Oyok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Foodie Selengkapnya