Namun zaman Copras-Capres memang membuat orang makin kehilangan akal sehat. Bentuk dukungan pada paslon sudah nyaris sama dengan mendewakan paslon tersebut. Jika paslon yang didukungnya kena colek, haram hukumnya diam berpangku tangan. Rusuh is a must. Tak peduli jika paslon dukungannya berbuat salah, yang penting bela habis-habisan. Ngeri sekali kawan.
Pendukung Bukalapak juga nggak tinggal diam dan balas bergerak melalui hashtag #DukungBukaLapak. Kalo diliat timelinenya sik hashtag ini beredar untuk menyemangati UMKM yang bernaung didalam Bukalapak. Ada juga pendukung paslon 02 yang merasa diberi angin oleh cuitan Achmad Zaky. Tambah rame saat hashtag #BoikotBukaLapak muncul juga akibat pendukung paslon 01 masih nggak terima. Netizen nampaknya tak tidur malam tadi.
Bukalapak cukup kuat berdiri dan tak goyang hanya gara-gara ancaman boikot dan uninstall. Paling beberapa hari ke depan netizen sudah disibukkan dengan issue yang lain lagi. Kayak yang biasa terjadi di negara ini.
Lagian uninstall aplikasi belum tentu berarti berhenti membeli dari Bukalapak. Kan bisa beli dari websitenya toh. Jangan terlalu percaya lah sama netizen, percayalah pada Tuhan Yang Maha Esa. Namun selip jempolnya Achmad Zaky bolehlah jadi pelajaran. Pikir dulu sebelum mencuit, karena sebuah cuitan belum tentu diterima dengan pemikiran yang sama.
Sementara itu....
Babang Pale : "lagi rame #uninstallbukalapak, gw uninstall juga ah biar kompak"
Dedek Markes : "elaahhhh.. doyannya ikut-ikutan aja sik"
Babang Pale : "etapi gw baru nyadar kalo gw blom pernah install Bukalapak, berarti gw install dulu abis gitu uninstall yak?"
Dedek Markes : "seterah elo maliiihhhhhh..."