Sungai ini Sungai Pusur namanya. Berlokasi di Desa Pola Harjo Klaten Jawa Tengah, sungai ini tak lebar namun panjang. Bebatuan besar dan kecil tersebar dari hulu hingga hilir. Hari itu, Sabtu 13 Oktober 2018, Sungai Pusur ramai dengan riuh suara para blogger dari Danone Blogger Academy 2018, yang tak sabar ingin mencebur ke sungai. Saya adalah salah seorang di antaranya.
Kami bukan sembarang mencebur, namun kami ingin menikmati Sungai Pusur lewat River Tubing. River Tubing adalah kegiatan menjelajah Sungai Pusur dengan menggunakan ban super besar yang memang dibuat untuk kegiatan ini. Kita duduk menelusuri Sungai Pusur sambil duduk di atas ban. Satu orang menggunakan satu ban. Seru? Pasti.
Ini adalah kali kedua saya menelusuri sungai. Kali pertama adalah saat saya berarung jeram bersama teman-teman Kompasianer ketika menjadi peserta Owa Jawa. River Tubing buat saya lebih menantang karena kita mengarungi sungai dengan ban secara perorangan, bukan bersama-sama satu perahu seperti arung jeram. Kalo nyangkut di batu, ya kudu berusaha sendiri supaya lepas nggak nyangkut lagi.
Sungai memang menjadi tempat pembuangan sampah terbesar. Orang membuang sampah ke sungai karena sisi kepraktisan, tinggal lempar dan sampah terbawa sungai hingga ke laut. Padahal kepraktisan yang salah ini membuat kerusakan alam. Ikan di sungai mati karena banyak sampah dan nyamuk berkembang biak hingga penyakit demam berdarah meraja lela seperti yang terjadi di Desa Pola Harjo dulu.
Kegiatan membersihkan sungai menggunakan ban ternyata menarik minat banyak orang yang suka dengan petualangan. Pada akhirnya kegiatan membersihkan sungai berganti dengan kegiatan ber-River Tubing untuk mencari kesenangan. Akhirnya River Tubing Sungai Pusur dikelola secara profesional oleh para pemuda melalui River Tubing Pusur Adventure.
Sehabis berbasah ria di sungai kan kita perlu membersihkan diri yakan. Tarif untuk mandi di kamar mandi yang disediakan oleh para warga ini murah saja, hanya dua ribu rupiah. Sama dengan tarif buang air kecil di Jakarta.
Saya dan teman-teman tak membuang waktu untuk nyebur ke sungai, saat ban-ban besar untuk kami sudah disediakan di pinggir sungai. Meski happy, jujur saya deg-deg an, sempet berpikir takut tenggelam, tapi perlengkapan yang saya pakai mestinya membuat kekhawatiran saya tidak beralasan. Pelampung dan helm wajib dipakai sebelum ber-River Tubing.
Kami pun tidak dilepas sendirian. Mas-mas dari River Tubing Pusur Adventure menemani di sepanjang sungai dan memastikan kami aman dan selamat sampai di garis finis. Meski begitu, saya sempat bertanya pada salah seorang di antaranya, apakah pernah ada kecelakaan ketika ber-River Tubing.Â
Lega ketika pertanyaan saya dijawab dengan "tidak ada". Padahal saya hobi menonton olahraga penuh resiko yang menurut sebagian besar orang menakutkan.. yaitu balapan MotoGP, tapi disuruh naik ban di sungai kok takut heuheuheu.
Sungguh nggak bisa terkatakan betapa asyiknya mengikuti aliran sungai yang membawa ban yang saya duduk. Mata saya menyapu jajaran pepohonan di sepanjang sungai. Pohonnya besar-besar dengan dedaunan yang rimbun, membuat sepanjang sungai jadi teduh. Saya melihat ke arah teman-teman yang asyik di bannya masing-masing.
Sesekali terdengar teriakan teman-teman yang bannya nyangkut di bebatuan. Teman lain yang membantu teman yang nyangkut ini sambil tertawa. Seringnya sih hanya ditertawai tanpa dibantu. Sungguh jahaaapppp. Tapi mereka happy. Saya juga happy. Semua happy.
Apa Sungai Pusur bersih? Bersih 100 persen sih nggak ya, masih ada sampah plastik seperti bungkus makanan di pinggir sungai. Namun untunglah saya tak menemukan sampah yang bikin bergidik, misalnya popok sekali pakai. Sampah di Sungai Pusur masih dalam taraf ringan.
Spot yang cukup menantang adalah palung setinggi kurang lebih 2 meteran. Palung ini kudu dilewati dengan cara merosot menggunakan ban. Cukup menakutkan kalo diliat dari atas. Namun setelah palung berhasil dilewati, banyak teman yang justru ketagihan mau merosot lagi.
Once in a lifetime, Anda harus mencoba River Tubing ini jika ke Klaten. Biayanya tak mahal. Anda bisa memilih tarif 50 ribu rupiah atau 70 ribu rupiah per orang. Beda 2 tarif ini hanya di makanan.Â
Di tarif 50 ribu rupiah, Anda dapat makanan kecil setelah River Tubing, sementara jika memilih tarif 70 ribu rupiah Anda akan diberikan makanan besar seperti nasi dan teman-temannya. Buat saya.. meneguk teh panas yang sudah disiapkan buat kami, lebih dari cukup untuk menutup sore yang seru di Sungai Pusur yang bikin saya lupa umur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H