Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

River Tubing di Sungai Pusur yang Bikin Lupa Umur

18 Oktober 2018   21:10 Diperbarui: 18 Oktober 2018   21:02 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biar kejungkel tapi tetep happy (dok.Danone)

Sungai ini Sungai Pusur namanya. Berlokasi di Desa Pola Harjo Klaten Jawa Tengah, sungai ini tak lebar namun panjang. Bebatuan besar dan kecil tersebar dari hulu hingga hilir. Hari itu, Sabtu 13 Oktober 2018, Sungai Pusur ramai dengan riuh suara para blogger dari Danone Blogger Academy 2018, yang tak sabar ingin mencebur ke sungai. Saya adalah salah seorang di antaranya.

Kami bukan sembarang mencebur, namun kami ingin menikmati Sungai Pusur lewat River Tubing. River Tubing adalah kegiatan menjelajah Sungai Pusur dengan menggunakan ban super besar yang memang dibuat untuk kegiatan ini. Kita duduk menelusuri Sungai Pusur sambil duduk di atas ban. Satu orang menggunakan satu ban. Seru? Pasti.

Ini adalah kali kedua saya menelusuri sungai. Kali pertama adalah saat saya berarung jeram bersama teman-teman Kompasianer ketika menjadi peserta Owa Jawa. River Tubing buat saya lebih menantang karena kita mengarungi sungai dengan ban secara perorangan, bukan bersama-sama satu perahu seperti arung jeram. Kalo nyangkut di batu, ya kudu berusaha sendiri supaya lepas nggak nyangkut lagi.

Pake perlengkapan dulu (dok.Danone)
Pake perlengkapan dulu (dok.Danone)
River Tubing Sungai Pusur ini diprakarsai oleh pemuda disekitar sungai Pusur yang awalnya tak menyangka bahwa kegiatan membersihkan sungai dari sampah sambil ber-ban ria ini akan membuat Sungai Pusur jadi terkenal dan menghasilkan pundi uang bagi penduduk sekitarnya. Yap.. River Tubing Sungai Pusur berawal dari kegemesan para pemuda lokal dengan sampah yang ada di Sungai Pusur dan tergerak untuk membersihkannya.

Sungai memang menjadi tempat pembuangan sampah terbesar. Orang membuang sampah ke sungai karena sisi kepraktisan, tinggal lempar dan sampah terbawa sungai hingga ke laut. Padahal kepraktisan yang salah ini membuat kerusakan alam. Ikan di sungai mati karena banyak sampah dan nyamuk berkembang biak hingga penyakit demam berdarah meraja lela seperti yang terjadi di Desa Pola Harjo dulu.

Kegiatan membersihkan sungai menggunakan ban ternyata menarik minat banyak orang yang suka dengan petualangan. Pada akhirnya kegiatan membersihkan sungai berganti dengan kegiatan ber-River Tubing untuk mencari kesenangan. Akhirnya River Tubing Sungai Pusur dikelola secara profesional oleh para pemuda melalui River Tubing Pusur Adventure.

Ini beneran happy bukan pura pura happy (dok.Danone)
Ini beneran happy bukan pura pura happy (dok.Danone)
Banyaknya peminat River Tubing yang datang, warga di sekitar sungai melihat celah untuk menghasilkan uang, salah satunya adalah dengan menyediakan kamar mandi umum di rumah-rumah. 

Sehabis berbasah ria di sungai kan kita perlu membersihkan diri yakan. Tarif untuk mandi di kamar mandi yang disediakan oleh para warga ini murah saja, hanya dua ribu rupiah. Sama dengan tarif buang air kecil di Jakarta.

Saya dan teman-teman tak membuang waktu untuk nyebur ke sungai, saat ban-ban besar untuk kami sudah disediakan di pinggir sungai. Meski happy, jujur saya deg-deg an, sempet berpikir takut tenggelam, tapi perlengkapan yang saya pakai mestinya membuat kekhawatiran saya tidak beralasan. Pelampung dan helm wajib dipakai sebelum ber-River Tubing.

Kami pun tidak dilepas sendirian. Mas-mas dari River Tubing Pusur Adventure menemani di sepanjang sungai dan memastikan kami aman dan selamat sampai di garis finis. Meski begitu, saya sempat bertanya pada salah seorang di antaranya, apakah pernah ada kecelakaan ketika ber-River Tubing. 

Lega ketika pertanyaan saya dijawab dengan "tidak ada". Padahal saya hobi menonton olahraga penuh resiko yang menurut sebagian besar orang menakutkan.. yaitu balapan MotoGP, tapi disuruh naik ban di sungai kok takut heuheuheu.

Biar kejungkel tapi tetep happy (dok.Danone)
Biar kejungkel tapi tetep happy (dok.Danone)
Hanya beberapa meter setelah saya lepas dari start, saya langsung nyangkut di bebatuan besar. Celah yang akan saya lewati cukup sempit, jadi kemungkinan buat nyangkut di bebatuan emang cukup besar. Mana batunya licin pula, saya berusaha menendang bebatuan sekuat tenaga agar ban bisa berjalan lagi. Setelah beberapa kali berusaha.. akhirnya saya bisa lepas dari batuan ini pemirsa.

Sungguh nggak bisa terkatakan betapa asyiknya mengikuti aliran sungai yang membawa ban yang saya duduk. Mata saya menyapu jajaran pepohonan di sepanjang sungai. Pohonnya besar-besar dengan dedaunan yang rimbun, membuat sepanjang sungai jadi teduh. Saya melihat ke arah teman-teman yang asyik di bannya masing-masing.

Sesekali terdengar teriakan teman-teman yang bannya nyangkut di bebatuan. Teman lain yang membantu teman yang nyangkut ini sambil tertawa. Seringnya sih hanya ditertawai tanpa dibantu. Sungguh jahaaapppp. Tapi mereka happy. Saya juga happy. Semua happy.

Poto di palung (dok.Danone)
Poto di palung (dok.Danone)
Panjang rute yang kami jalani adalah 1,2 kilometer, waktu tempuhnya sekitar sejam. Waktu tempuh ini bisa jadi lebih lama karena ada beberapa spot di mana kami berhenti buat foto-foto, seperti spot air terjun kecil yang airnya mengalir deras. Di spot ini airnya cukup dangkal, jadi aman lah buat turun dari ban. Eh sebenernya memang Sungai Pusur itu dangkal, tak sedalam hati babang Vale (gubrakkk).

Apa Sungai Pusur bersih? Bersih 100 persen sih nggak ya, masih ada sampah plastik seperti bungkus makanan di pinggir sungai. Namun untunglah saya tak menemukan sampah yang bikin bergidik, misalnya popok sekali pakai. Sampah di Sungai Pusur masih dalam taraf ringan.

merosotttttt (dok.Danone)
merosotttttt (dok.Danone)
Mungkin itu sebabnya ikan masih ada di sungai ini. Terlihat dari beberapa orang memancing sambil nongkrong di atas batu besar. Ketika saya tanya, apakah di sungai ini ada ikannya, lelaki yang sedang asyik memancing sambil melihat kami ber-River Tubing menjawab "ada". Untung si bapak nggak menjawab dengan kalimat panjang "kalo nggak ada ikannya ngapain saya mancing mbak!" fiuhhhh...

Spot yang cukup menantang adalah palung setinggi kurang lebih 2 meteran. Palung ini kudu dilewati dengan cara merosot menggunakan ban. Cukup menakutkan kalo diliat dari atas. Namun setelah palung berhasil dilewati, banyak teman yang justru ketagihan mau merosot lagi.

keseruan yang bikin lupa umur (dok.Danone)
keseruan yang bikin lupa umur (dok.Danone)
Setelah melewati palung, masih ada rute yang cukup seru dilewati jelang finis. Kami haru melewati celah di antara bebatuan dengan cara berbarengan. Beberapa orang berderet ke belakang dengan kaki saling terkait di depan. Lalu kami menuruni celah yang airnya cukup deras. Seru? Yaiyalah jreng. Setelah melewati celah ini, kami harus turun dari ban. River Tubing sudah selesai pemirsa. Kami sudah sampai finis.

Once in a lifetime, Anda harus mencoba River Tubing ini jika ke Klaten. Biayanya tak mahal. Anda bisa memilih tarif 50 ribu rupiah atau 70 ribu rupiah per orang. Beda 2 tarif ini hanya di makanan. 

Di tarif 50 ribu rupiah, Anda dapat makanan kecil setelah River Tubing, sementara jika memilih tarif 70 ribu rupiah Anda akan diberikan makanan besar seperti nasi dan teman-temannya. Buat saya.. meneguk teh panas yang sudah disiapkan buat kami, lebih dari cukup untuk menutup sore yang seru di Sungai Pusur yang bikin saya lupa umur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun