Sungguh nggak bisa terkatakan betapa asyiknya mengikuti aliran sungai yang membawa ban yang saya duduk. Mata saya menyapu jajaran pepohonan di sepanjang sungai. Pohonnya besar-besar dengan dedaunan yang rimbun, membuat sepanjang sungai jadi teduh. Saya melihat ke arah teman-teman yang asyik di bannya masing-masing.
Sesekali terdengar teriakan teman-teman yang bannya nyangkut di bebatuan. Teman lain yang membantu teman yang nyangkut ini sambil tertawa. Seringnya sih hanya ditertawai tanpa dibantu. Sungguh jahaaapppp. Tapi mereka happy. Saya juga happy. Semua happy.
Apa Sungai Pusur bersih? Bersih 100 persen sih nggak ya, masih ada sampah plastik seperti bungkus makanan di pinggir sungai. Namun untunglah saya tak menemukan sampah yang bikin bergidik, misalnya popok sekali pakai. Sampah di Sungai Pusur masih dalam taraf ringan.
Spot yang cukup menantang adalah palung setinggi kurang lebih 2 meteran. Palung ini kudu dilewati dengan cara merosot menggunakan ban. Cukup menakutkan kalo diliat dari atas. Namun setelah palung berhasil dilewati, banyak teman yang justru ketagihan mau merosot lagi.
Once in a lifetime, Anda harus mencoba River Tubing ini jika ke Klaten. Biayanya tak mahal. Anda bisa memilih tarif 50 ribu rupiah atau 70 ribu rupiah per orang. Beda 2 tarif ini hanya di makanan.Â
Di tarif 50 ribu rupiah, Anda dapat makanan kecil setelah River Tubing, sementara jika memilih tarif 70 ribu rupiah Anda akan diberikan makanan besar seperti nasi dan teman-temannya. Buat saya.. meneguk teh panas yang sudah disiapkan buat kami, lebih dari cukup untuk menutup sore yang seru di Sungai Pusur yang bikin saya lupa umur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H