Lagipula menjadi pilot itu penuh dengan resiko dan resiko ini nggak melihat apakah pilotnya laki-laki atau perempuan. Semua sama besar resikonya. Kalau ia berhenti meng-upgrade skill, maka resiko yang besar tadi akan jadi semakin besar. Nyawa urusannya lho.
Bekerja di lingkungan yang mayoritas laki-laki, di dunia militer yang terkenal keras, gimana rasanya? Tuntutan untuk membuktikan diri pastinya sungguh besar. Kapten Fariana menyadari itu. Maka ia dan Kapten Sekti Ambarwaty selalu berjuang mengatasi hambatan dan keterbatasan dalam rangka pembuktian diri bahwa perempuan bisa kok berkarir sebaik laki-laki.
Kerja apapun harus profesional. Lakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Terlebih di bidang militer. Sebagai pilot, Kapten Fariana kerap melakukan misi ke beberapa daerah. Nah kalo ia nggak profesional dan nggak bertanggung jawab misi nggak akan terlaksana dengan sukses. Akhirnya nama institusinya yang jelek.
Punya karir gemilang bukan berarti ia melupakan kehidupan keluarganya. Kapten Fariana adalah ibu dari seorang putri. Kiprah sebagai ibu ia lakukan ketika pulang ke rumah. Di rumah ia adalah milik anak dan suaminya yang mengerjakan pekerjaan rumah sama seperti ibu dan istri lainnya.
Kelihatannya berat memang menjadi seorang Kapten Fariana, namun tak ada yang berat jika semuanya dilakukan dengan penuh kecintaan. Kapten Fariana mencintai keluarganya dan mencintai pekerjaannya sebagai pilot. Dua hal ini ia jalani dengan profesional dan tanggung jawab sehingga dua dunia yang berbeda ini bisa berjalan bersama-sama. Perempuan kuat bisa melakukan ini. Perempuan kuat yang selalu bilang #SiapaBilangGakBisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H