Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Jadi Pilot Helikopter TNI AU, Siapa Bilang Gak Bisa?

26 Juli 2018   13:59 Diperbarui: 26 Juli 2018   14:08 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cantik dan gagah (dok.liputan6.com)

Lagipula menjadi pilot itu penuh dengan resiko dan resiko ini nggak melihat apakah pilotnya laki-laki atau perempuan. Semua sama besar resikonya. Kalau ia berhenti meng-upgrade skill, maka resiko yang besar tadi akan jadi semakin besar. Nyawa urusannya lho.

Bekerja di lingkungan yang mayoritas laki-laki, di dunia militer yang terkenal keras, gimana rasanya? Tuntutan untuk membuktikan diri pastinya sungguh besar. Kapten Fariana menyadari itu. Maka ia dan Kapten Sekti Ambarwaty selalu berjuang mengatasi hambatan dan keterbatasan dalam rangka pembuktian diri bahwa perempuan bisa kok berkarir sebaik laki-laki.

mendapat penghargaan Anugerah Perempuan Hebat Indonesia 2017 (dok.liputan6.com)
mendapat penghargaan Anugerah Perempuan Hebat Indonesia 2017 (dok.liputan6.com)
Saat pelatihan, tak ada pembedaan antara pelatihan untuk laki-laki atau untuk perempuan. Semuanya sama, ia yang harus menyesuaikan diri. Ada kalanya emang kodrat perempuan datang, macam datang bulan. Biasanya kalo datang bulan kita bad mood kan? Maunya marah-marah aja.. bete all the way.. trus gampang capek. Di dunia militer yang menjunjung tinggi kedisiplinan, Kapten Fariana harus mampu mengolah emosi.

Kerja apapun harus profesional. Lakukan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Terlebih di bidang militer. Sebagai pilot, Kapten Fariana kerap melakukan misi ke beberapa daerah. Nah kalo ia nggak profesional dan nggak bertanggung jawab misi nggak akan terlaksana dengan sukses. Akhirnya nama institusinya yang jelek.

Punya karir gemilang bukan berarti ia melupakan kehidupan keluarganya. Kapten Fariana adalah ibu dari seorang putri. Kiprah sebagai ibu ia lakukan ketika pulang ke rumah. Di rumah ia adalah milik anak dan suaminya yang mengerjakan pekerjaan rumah sama seperti ibu dan istri lainnya.

Kelihatannya berat memang menjadi seorang Kapten Fariana, namun tak ada yang berat jika semuanya dilakukan dengan penuh kecintaan. Kapten Fariana mencintai keluarganya dan mencintai pekerjaannya sebagai pilot. Dua hal ini ia jalani dengan profesional dan tanggung jawab sehingga dua dunia yang berbeda ini bisa berjalan bersama-sama. Perempuan kuat bisa melakukan ini. Perempuan kuat yang selalu bilang #SiapaBilangGakBisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun