Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Blusukan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango demi Owa Jawa yang Baperan

21 November 2017   13:57 Diperbarui: 21 November 2017   14:04 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Induk Owa Jawa dan anaknya (dok.pertamina)

Adayang tak ngeri di jembatan canopi (dok.yayat)
Adayang tak ngeri di jembatan canopi (dok.yayat)
Save Owa Jawa

Pertamina sebagai BUMN besar punya program CSR (Corporate Social Responsibility) salah satunya mendukung pelestarian Owa Jawa. Bekerja sama dengan Perhutani, CSR Pertamina membuat konservasi Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini. Owa Jawa akan dirawat di konservasi ini sebelum dilepas di alam bebas.

Owa Jawa yang ada di konservasi kebanyakan didapatkan dari  hasil sitaan dari para pemburu liar atau dari masyarakat sekitar yang awalnya menangkap Owa Jawa untuk dipelihara sendiri. Ada juga yang berasal dari penyelundupan hewan yang gagal. Owa Jawa ini kebanyakan ditemukan dalam keadaan yang memprihatinkan, kondisinya sakit atau kurang gizi. Ini wajar terjadi pada hewan yang dipaksa hidup jauh dari habitat aslinya.

salah satu daun yang bermanfaat buat perempuan (dok.yayat)
salah satu daun yang bermanfaat buat perempuan (dok.yayat)
Konservasi Owa Jawa lengkap fasilitasnya. Ada dokter hewan yang rutin memeriksa perkembangan Owa Jawa. Ada laboratorium yang tersedia juga. Owa Jawa akan dipastikan sehat sebelum dilepaskan ke alam bebas. Konservasi juga terus memantau perkembangan Owa Jawa yang telah dilepaskan. Makanya letak konservasi Owa Jawa juga dekat dengan habitat asli si Owa Jawa di Gunung Gede Pangrango ini.

Tak tanggung-tanggung kiprah Pertamina dalam mendukung konservasi Owa Jawa. Dana 500 juta rupiah pertahun digelontorkan untuk melestarikan Owa Jawa. Dengan begitu, keluarga Owa Jawa bisa bernafas lega karena hidup generasinya bisa lebih panjang. Saat ini terdapat 1000 -- 2000 Owa Jawa, mudah-mudahan dengan adanya konservasi jumlah Owa Jawa akan lebih meningkat.

Daunnya rasanya asem seger (dok.yayat)
Daunnya rasanya asem seger (dok.yayat)
Dukungan CSR Pertamina pada Owa Jawa bukan hanya pada rehabilitasi tapi juga pada penanaman 1000 pohon agar habitat asli Owa Jawa tetap terjaga. Lalu agar masyarakat ikut mendukung pelestarian Owa Jawa, Pertamina juga punya program edukasi agar masyarakat menyadari pentingnya menjaga hutan dan melestarikan Owa Jawa. Mengundang kami para Kompasianer termasuk dalam edukasi ini.

Masyarakat umum bisa juga ikut melestarikan Owa Jawa dengan mengikuti Pertamina Eco Run 2017 yang akan diadakan di Pantai Festival Ancol Jakarta pada tanggal 16 Desember 2017. Ajang lari yang mengusung tema "Lari Lestarikan Bumi" merupakan ajang edukasi Pertamina pada masyarakat untuk melestarikan alam. Dengan membayar 200 ribu rupiah, Anda sudah ikut menyelamatkan Owa Jawa dan melestarikan lingkungan karena biaya pendaftaran ini memang digunakan untuk pelestarian Owa Jawa dan Tutong Laut. Silakan daftar di sini.

yuk blusukan (dok.yayat)
yuk blusukan (dok.yayat)
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)

Kawasan TNGGP luasnya adalah 22.851 hektar, termasuk dalam jenis hutan tropis. Di dalam hutan ini terdapat berbagai jenis anggrek hutan, tumbuh-tumbuhan langka dan aneka binatang liar. Selain Owa Jawa, ada macan tutul dan elang jawa yang merupakan penghuni asli hutan ini. Para petugas hutan masih sering menjumpai macan tutul yang berkeliaran. Selain itu mamalia seperti kijang, kumbang, anjing hutan juga kerap dijumpai.

Saya berkesempatan blusukan ke dalam hutan setelah selesai berbincang mengenai Owa Jawa dengan para pengurus TNGGP. Rute yang kami lalui bukan rute yang mudah namun juga bukan rute yang sulit... masih kategori sedang. Geografis Gunung Gede membuat jalan penuh dengan tanjakan dan turunan. Sungguh menguras tenaga dan nafas terutama buat orang yang jarang berolahraga seperti saya.

narsis dulu (dok.yayat)
narsis dulu (dok.yayat)
Sembari menapaki hutan, seorang relawan TNGGP yang mendampingi kami, mengenalkan kami pada aneha tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat untuk bertahan hidup jika kami tersesat di hutan. Ada sejenis bambu yang airnya bisa kita minum untuk menghilangkan haus dan menghindari dehidrasi. Ada juga buah yang bisa kita makan agar terhindar dari lapar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun