Enaknya jadi kompasianer itu kemana-mana ketemu sama kompasianer. Walau kita nggak kenal sama kompasianer tersebut, tegur aja dan kenalan. Model sok kenal sok deket begini sering berakibat saya jadi banyak temen. Itu yang terjadi saat saya ke Semarang dalam rangka Kunjungan Lapangan Tematik Blogger kesehatan bersama Kementrian Kesehatan dan para blogger lain pada 28 Agustus lalu.
Di acara yang berlangsung di Hotel Santika Premier Semarang ini saya bertemu dengan Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp. PD, KGEH seorang kompasianer aktif pemilik akun dr Ary F Syam yang juga adalah Ketua Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam DKI Jakarta. Sebenernya bukan dr Ari aja yang menjadi pembicara pada acara Temu Blogger Kesehatan kemarin, ada Arvian Nevi, SKM, DEA, (Kasie Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah), dr. Widoyono, MPH (Kepala Dinas Kota Semarang), Indra Rizon, SKM, M. Kes (Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga), dan dr. Yulianto Prabowo M.Kes (Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah).
Dari dr Ari saya mendapat banyak informasi soal kesehatan. Seringkali jika kita mendapat gejala dihinggapi suatu penyakit, kita baru mengobatinya kan. Menurut dr Ari itu tindakan yang salah kaprah. Justru jika kita sudah dihinggapi gejala sebuah penyakit, itu artinya sudah terlambat. Artinya memang penyakit tersebut sudah hinggap pada tubuh kita.
Misalnya gejala sakit jantung. Sakit jantung nggak serta merta hinggap tanpa tanda-tanda. Mungkin kita pernah mengalami nyeri di bagian dada tapi kita tidak mempedulikannya. Atau kita tidak menjaga pola makan dan gaya hidup, hingga kolesterol menumpuk dan menyebabkan timbulnya penyakit. Dr. Ari menyarankan kita aware pada kondisi tubuh, jangan baru peduli setelah semuanya terlambat.
Dr Ari menambahkan bahwa masyarakat Indonesia baru 10% yang sadar untuk makan sayur dan buah. Bayangkan.. cuma 10%.. sementara Indonesia kaya tanaman sayur dan buah. Harga sayuran dan buah di negara kita juga teramat murah serta mudah didapat. Maka persentase yang kecil ini bisa jadi karena gaya hidup dan belum banyak yang peduli tentang manfaatnya makan sayur dan buah.
Sejalan dengan keterangan yang dari dr. Indra Rizon SKM M.Kes, yang mengatakan bahwa dalam 4 tahun terakhir terjadi pergeseran pola penyakit. Kalo sebelumnya persentase penyakit menular lebih tinggi, maka saat ini penyakit tidak menular mempunyai persentase lebih tinggi yaitu 57% dari total kasus. Penyakit tidak menular itu contohnya stroke, jantung, diabetes, obesitas dan lain-lain. Kenapa bisa begitu? Ya karena pola hidup dan pola makan masyarakat yang berubah.
Masyarakat sekarang ini lebih sering makan sepat saji dan makanan olahan. Gorengan dan makanan berlemak juga menjadi santapan sehari-hari. Untuk pola hidup, masyarakat banyak yang kurang melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki. Udah tau kan bahwa Indonesia itu masuk dalam daftar negara yang penduduknya malas jalan kaki. Yang simplenya aja yak, kalo ke mall kan ada tangga jalan dan lift. Orang-orang lebih memilih naik lift daripada tangga jalan.
Apa sih GERMAS itu?
Germas adalah gerakan masyarakat hidup sehat yang dilakukan secara sistematis dan terencana yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan kemauan yang tinggi demi kualitas hidup yang lebih baik. Germas bertujuan agar masyarakat mampu berperilaku sehat yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental, hidup lebih produktif dan biaya berobat semakin berkurang.
Fokus Germas tahun ini adalah melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi buah dan sayur serta memeriksa kesehatan secara berkala. Ini dilakukan bukan hanya secara individu tapi secara instansi juga. Kawasan bebas rokok yang diberlakukan di lingkungan perkantoran termasuk dalam Germas. Adanya taman di beberapa bagian kota Jakarta dan car free day yang rutin dilakukan tiap minggu merupakan salah satu cara pemerintah memasyarakatkan Germas.
Untuk aktivitas fisik, kita bisa membiasakan diri melakukan aktivitas fisik yang sederhana, misalnya jalan kaki. Sering bergerak juga termasuk aktivitas fisik yang bisa kita lakukan. Sebagai penulis, saya terbiasa berlama-lama duduk sambil mengetik. Ini nggak boleh lho. Selingi dengan berdiri atau alihkan mata dari layar laptop. Lama menatap laptop tuh bikin mata pegel.
Untuk mengendalikan penyakit tidak menular, kita perlu CERDIK. CERDIK adalah cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stress. Nah rumusan piring makan dan cerdik ini mulai deh diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dr. Ari Fahrial Syam mengingatkan, kalau memang kita udah terkena gejala penyakit, segera ke dokter dan bukan mendiamkannya. Pencegahan memang perlu tapi pengobatan itu penting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI