Saya tanya ke panitia kok bisa bis nya kurang dan kenapa bis ke Jogja cuma 19 padahal saya sendiri pegang tiket bis nomor 20 dan bapak-bapak yang tadi ngobrol dengan saya malah pegang tiket bis nomor 21. Mas panitia bilang bahwa bis ke Jogja memang cuma 19 maka ia bilang bahwa tiket yang saya pegang palsu! Mas panitia melanjutkan bisa aja ia menyuruh pemegang tiket di luar nomor bis 1 sampai 19 untuk turun dan menunggu bis tambahan tapi lanjutnya lagi, ia tak mau seperti itu.
Karena mangkel dan kesel dibilang memegang tiket palsu saya bilanglah bahwa saya penulis yang mendapat tiket gratis ini dari Kemenhub. Nanti saya kontak yang ngasih deh mas, beraninya ngasih tiket palsu ke saya, kata saya. Si mas panitia langsung berkata cepat, bahwa pihak Kemenhub mungkin merencanakan bis nya ada sekian ternyata di lapangan cuma sekian. Kalo mbak nya udah dapet tempat duduk ya syukur mbak, di situ aja jangan pindah, katanya sembari memandang takut-takut. Puas saya melihatnya.
Maaf ya mas, bukan saya usil bin jahil, tapi mas nya harus ngerem omongan juga, jangan asal nuduh orang dapet tiket palsu. Tiba-tiba seseorang menegur saya. Ternyata mas Widi Kurniawan, seorang kompasianer yang ikut mudik gratis juga. Mas Widi Kurniawan belum mendapat bis, karena ia sudah mengecek bis-bis tujuan Jogja dan semuanya penuh. Mas Widi Kurniawan berangkat dengan istri dan 2 anak yang masih kecil. Kami tak sempat berbincang karena mas Widi Kurniawan mengikuti panitia dan rombongan pemudik mencari bis tambahan. Pada saat saya berangkat, mas Widi mengabari saya bahwa ia sudah naik bis tambahan.. syukurlah.
Lama sekali tak ada kejelasan kapan bis akan berangkat. Saya kasihan dengan bayi di barisan kursi saya yang menangis, tak betah mungkin. Dua bayi ini belum lagi 3 bulan usianya. Dibawa mudik orang tuanya karena mbahnya kepingin ketemu si dek bayi. Terdengar di panggung utama musik dangdut mengalun sejak tadi.
Pak Sopir menyalakan mesin bis, syukurlah nampaknya bis akan segera berangkat. Tiba-tiba dari depan ada seorang bapak dan istrinya serta 3 anak menghampiri kursi penumpang yang bawa bayi di sebelah saya. Ia meminta 2 keluarga yang bawa bayi ini menyingkir karena ia adalah pemilik kursinya. Tentu si bapak orang tua bayi tak mau menyingkir karena kursi ini kosong sejak tadi.
Bapak yang baru datang beralasan bahwa kursi itu sudah ditandai dengan cara ditaruh kotak makan. Tiga keluarga akhirnya bersitegang, diakhiri dengan perginya si bapak dan 3 anaknya. Namun Pak Sopir akhirnya memanggil mereka karena masih ada 3 kursi kosong yang bisa diduduki. Ketimbang naik turun bis cari kursi kosong, sementara semua bis sudah menyalakan mesin siap berangkat, saran Pak Supir diiyakan oleh keluarga ini. Si bapak ditanya, ke mana saja tadi kok kursi ditinggal pergi. Dijawab si bapak bahwa keluarganya nonton musik dangdut di panggung. Wealaahhh sempet-sempetnya.
Akhirnya bis berangkat jam 10.30 WIB. Bis berangkat setelah Pak Menhub Budi Karya melepas rombongan pemudik. Panggung utama sudah sepi ketika saya lewat, tak ada satupun pejabat di situ. Bis pertama yang dilepas Pak Mentri adalah jurusan Wonogiri jam 9.30 dan giliran bis saya lewat panggung utama adalah sejam kemudian. Banyak banget bisnya kan.
Pak Sopir tancap gas sejak kami berangkat dan baru berhenti untuk sholat dan buka puasa saat pukul 17.30 WIB di Ciamis. Pukul 18.30 WIB kami berangkat lagi. Beberapa anak kecil menangis di dalam bis mungkin karena bosan dan lelah. Melahap jalan berbelok memang bikin perut terasa dikocok dan itu sungguh tidak nyaman. Pukul 22.00 WIB kami berhenti lagi saat bis memasuki wilayah Jawa Tengah, namun hanya untuk buang air kecil.
Pukul 03.30 WIB bis sampai di rest area Ambar Ketawang Jogja. Di rest area ini para penumpang turun untuk makan sahur. Tinggal beberapa kilo lagi menuju tujuan akhir terminal bis giwangan. Jam 4 lewat bis berangkat lagi dan jam 4.30 kami tiba dengan selamat di terminal bis Giwangan. Sungguh lega akhirnya tiba di Jogja setelah menjalani 18 jam perjalanan. Sungguh pengalaman luar biasa ikut mudik gratis Kemenhub. Bagaimanapun saya berterima kasih diberi kesempatan mudik gratis. Semoga ke depan, operasionalnya lebih tertib.