Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Blusukan ke Danau Asmara, Inilah Kehidupan Flores yang Sebenarnya

24 Mei 2016   15:52 Diperbarui: 24 Mei 2016   16:04 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalan terjal berliku (dok.yayat)

Sayangnya hari menjelang sore, mengingat perjalanan panjang yang harus kami lalui untuk sampai ke kota, maka kami nggak bisa berlama-lama menikmati suasana danau. Jadi kami segera beranjak dari Danau Asmara. Perjalanan menuju ke atas lebih capek dari saat turun tadi. Sungguh menguras stamina saya yang jarang olahraga. Beberapa kali saya harus berhenti dan mengatur nafas dulu baru kemudian menanjak lagi. Rombongan lain pun seperti itu juga. Kalo tadi saya merasa nggaksampai-sampai ke bawah, sekarang saya merasa nggak sampai-sampai ke atas. Jadi tips buat Anda kalau mau ke sini, banyak-banyak olahraga biar staminanya kuat.

Anak-anak pencari kayu (dok.yayat)
Anak-anak pencari kayu (dok.yayat)
Akhirnya kami tiba di mobil dengan selamat dan langsung berangkat pulang. Kami berpapasan dengan anak-anak pencari kayu bakar dan pencari air. Sungguh miris melihat anak-anak kecil ini. Anak-anak usia mereka di kota sedang asyik bermain tapi anak-anak ini harus berjalan berkilo-kilo demi mencari kayu untuk memasak dan air untuk mandi. Tapi anak-anak ini ceria saja, apalagi ketika kami memotret mereka. Wuahhhh mereka senang sekali. Miris rasanya melihat nasib anak-anak ini, tapi anak-anak... seperti halnya anak-anak di manapun juga, selalu menikmati apapun kehidupan mereka. 

Saat sedang asyik menikmati suasana perjalanan tiba-tiba mobil rombongan yang paling depan berhenti. Ada apakah? Ternyata di jalan banyak batu bertebaran. Batu -batu ini sengaja ditebar nampaknya jadi kami keluar mobil dan menyingkirkan batu-batu ini. Pak supir bilang bahwa ini ulah orang-orang usil saja, ia memastikan orang-orang ini tidak punya niat merampok kami. Di atas sana ada perkampungan, mungkin tadi liat kita datang dan usil, begitu kata pak supir. Saya menebak-nebak, mereka mungkin tak sekedar usil tapi melihat ada mobil bagus memasuki desa mereka, mereka mencari perhatian, disangkanya kami rombongan pejabat kali ya. Hari sudah malam saat kami tiba dengan selama di kota. Perjalanan tadi sungguh luar biasa, saya capek berat tapi saya menikmatinya. 

Tulisan saya untuk Kompasiana Tour De Flores :

Panasnya Kupang, segarnya ikan asam pedas 

Tour De Flores 2016 Dibuka, Larantuka Berpesta 

Pelepasan Tour De Flores, Saat Atlet jadi Artis 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun