Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menggoyang Tom Yam di Thai Alley

8 Maret 2016   20:32 Diperbarui: 9 Maret 2016   16:43 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Buku Menu Thai Alley (Dok. Yayat)"][/caption]Street food, alias makanan ala pinggir jalan sering jadi inspirasi orang-orang yang ingin mendirikan restoran dengan cita rasa yang berbeda. Makanan khas sebuah daerah atau sebuah negara memang terkadang tidak sesuai dengan makanan yang dijual di restoran terkemuka. Seringnya makanan-makanan ala pinggir jalan malah menarik para pelancong untuk mencobanya. Rasa dan tampilan makanan ala pinggir jalan nggak kalah dengan sajian restoran terkenal. Selain itu, harganya dijamin lebih murah.

Makanan dan tampilan restoran ala street food inilah yang menginspirasi pemilik Thai Alley mendirikan restoran Thailand. Sabtu, 5 Maret 2016 kemarin saya dan beberapa Kompasianer menyambangi Thai Alley di Pacific Place dalam rangka acara KPK Gerebek Thai Alley. Manajemen Thai Alley mengundang kami untuk mencicipi beberapa menu andalan restoran ini. Thai Alley yang berdiri tahun 2012 ini selain ada di Pacific Place juga ada di Gandaria City, Puri Indah Mall dan Summarecon Mal Serpong.

[caption caption="Thai Tea (Dok. Yayat)"]

[/caption]

Mbak Ambar Arum selaku marketing Thai Alley memberi sedikit penjelasan tentang apa dan bagaimana Thai Alley. Makanan.. seperti tadi saya bilang di awal, mengambil menu-menu yang biasa dijual di pinggir jalan Thailand. Rasa dari menu-menu ini dipastikan cocok dengan lidah orang Indonesia yang terbiasa makan makanan pedas. Emang sih rasa makanan Thailand itu rata-rata pedas, asam, manis, gurih... samalah dengan makanan kita di Indonesia. Ketika saya tanyakan apakah ada menu ekstrem di restoran ini, mbak Ambar bilang tidak ada. Menu di restoran ini adalah menu yang “aman”. Di jalanan Thailand memang wajar kalau menemukan makanan yang ekstrem seperti kalajengking goreng, belalang goreng dan lain-lain. Khasnya memang begitu.

Untuk menjaga cita rasa Thailand yang sesuai dengan aslinya, menu di Thai Alley dimasak oleh chef asli Thailand dan dibantu oleh chef dari Indonesia. Ada 4 chef Thailand di 4 cabang Thai Alley di Jakarta plus 1 chef yang mengoordinir 4 chef lainnya. Selain itu bahan dasar makanannya pun didatangkan langsung dari Thailand. Jangan khawatir bahan makanan akan rusak di perjalanan karena waktu selama perjalanan sudah diperhitungkan dan dijamin ketika sampai di Jakarta bahan makanannya masih segar dan aman dimasak. Jadi dengan demikian dijamin deh rasanya sama plek dengan makanan di Thailand sana. Ini terbukti dengan komentar para pengunjung restoran yang bilang rasa makanannya sama dengan di Thailand.

[caption caption="Salad mangga.. asem seger (dok.yayat)"]

[/caption]

Thai Alley bukan cuma mengambil street food untuk menunya tapi juga mengusung konsep street food untuk interior restorannya. Ini menjawab keheranan saya yang ketika duduk di meja restoran dan melayangkan pandangan ke atas restoran hlaaa ndilalah kok kabel-kabel bersliweran. Nggak rapih amat ya ini atasnya...padahal ini kan mal terkemuka di Jakarta. batin saya. Ternyata kabel-kabel yang bersliweran ini emang sengaja pemirsah... Biar keliatan “street” banget. Makanya buat makan di sini juga nggak perlu resmi banget pakaiannya.. casual aja. Oh ya.. makanan di sini semuanya halal lho.

Thai Tea merupakan minuman yang disajikan kepada kami sesaat setelah kami datang. Sepintas tampilan Thai Tea ini seperti teh tarik, rasanya pun hampir mirip. Thai Tea dibuat dengan campuran susu makanya rasanya manis. Saya familiar dengan Thai Tea. Thai Tea bahkan sudah merambah jalanan ibu kota. Di daerah rumah saya, sudah ada beberapa anak muda membuka booth di pinggir jalan, menjual Thai Tea. Pembelinya selalu antri.. Nggak pernah sepi. Thai Tea akan jadi minuman yang booming deh beberapa waktu lagi.

[caption caption="Ayam pandan.. Gai Hor Bai Toey (Dok. Yayat)"]

[/caption]

Salad Mangga atau Yam Mamuang disajikan kepada kami selanjutnya. Bahan dasar hidangan ini adalah mangga yang rasanya asam segar. Terlihat potongan cabai dan bawang merah dan campuran kacang tanah goreng serta kacang mede goreng. Rasanya asam segar sedikit pedas dan kriuk-kriuk. Sungguh nulis rasa salad mangga ini bikin saya pengen ngacir lagi ke Thai Alley hihihihi. Saya bolak-balik mencicipi Yam Mamuang ini. Eh kalo makan bolak-balik mah bukan icip-icip lagi ya namanya.

Lalu ada menu ayam pandan atau Gai Hor Bai Toey yaitu sajian daging ayam yang dimasak dengan rempah-rempah dibalut daun pandan.. makanya ada rasa-rasa pandannya gitu. Disajikan dengan kuah wijen yang rasanya pedas. Daging ayamnya empuk banget dan rasa rempahnya terasa banget. Kemudian Thai Alley menyajikan mie ala Thailand atau Pad Thai. Mie ini adalah mie yang digoreng dicampur dengan toge dan telur. Mie sehat kalo saya menyebutnya.

[caption caption="Pad Thai.. mie sehat (Dok. Yayat)"]

[/caption]

Kemudian datanglah menu yang ditunggu-tunggu. Sebuah menu yang sangat identik dengan Thailand... yaitu Tom Yam Seafood atau Tom Yam Talay. Tom Yam dengan kuah merah dan asap mengepul disajikan dalam wadah alumunium.. benar-benar menggoda iman siapapun yang memandangnya. Lupa sama diet deh kalo liat menu ini. Ketika Tom Yam saya aduk terlihat jelas udang yang ukurannya besar, daging ikan, cumi lengkap dengan irisan bumbu rempah yang baunya saja sangat menggugah selera.

[caption caption="Tom Yam Talay (Dok. Yayat)"]

[/caption]

Ketika digigit, udang yang ukurannya besar itu terasa manis gurih di lidah. Potongan daging ikannya juga terasa lembut sekali dan daging cuminya sama sekali tidak terasa amis. Kuah Tom Yam terasa asam pedas sangat menyegarkan. Sungguh bikin lupa dunia menyantapnya dan tentu saja saya bolak-balik menyicip. Untung ya teman-teman yang sharing menu sama saya nggak keberatan saya bolak-balik nambah. Mereka maklum kalo saya masih dalam masa pertumbuhan (mesem).

[caption caption="Pad Kraprao Neua alias minced beef (Dok. Yayat)"]

[/caption]

Mas Egi, salah satu chef di Thai Alley yang memberi penjelasan tentang menu-menu yang terhidang bilang, Tom Yam Talay yang fenomenal ini terbuat dari udang, ikan nila, cumi ditambah rempah-rempah seperti serai, daun jeruk, laos, cabai dan bumbu-bumbu rahasia. Mas Egi ini nggak sungkan berbagi info mengenai bahan-bahan masakan dari menu yang disajikan emang.. cuman kebanyakan bumbunya adalah rahasia.

Masih ada satu menu lagi yang disajikan oleh Thai Alley.. yaitu minced beef atau Pad Kraprao Neua. Sepintas menu ini terlihat seperti oncom tapi ini sebenarnya daging sapi giling pemirsah. Rasanya manis gurih.. tetap dengan sedikit rasa pedas dan tetap membuat saya bolak-balik nambah. Bener-bener perbaikan gizi banget deh buat saya hehehehee. Oh ya.. harga menu-menu yang tersaji tadi nggak menguras kantong kok. Tom Yam harganya 115 ribu rupiah, Pad Kraprao Neua harganya 80 ribu rupiah dan menu lainnya di bawah 70 ribu rupiah. Jangan lupa.. harga menu ini adalah harga seporsi yang bisa disantap beramai-ramai untuk 2-3 orang. Jadi jatuhnya murah kan.

Setelah puas menyantap hidangan, masih ada sesi icip-icip es krim yang dibikin lomba juga. Es krim ala Thailand yang di sebut Katisod ini adalah es krim yang ditempatkan dalam wadah kelapa dengan daging kelapa yang muda dan tipis banget. Es krimnya rasa kelapa dengan toping ubi rebus, kolang-kaling, kacang tanah goreng dan kacang merah rebus. Katisod favorit saya di Thailand adalah Katisod yang dijual di dekat Art 3D Pattaya. Bikin lupa dunia deh menyantapnya. Nah di Thai Alley kemarin ada lomba menghias Katisod berhadiah voucher Thai Alley.. dan tim saya kalah dong hiks. Tapi nggak apa-apa.. akhirnya saya masih dapat voucher Thai Alley karena menang lomba nge-tweet.

Thai Alley kemarin selain royal menyajikan menu untuk icip-icip memang juga royal memberikan voucher makan gratis. Siang itu kami mengakhiri acara dengan rasa puas. Puas karena menikmati makanan Thailand tanpa harus terbang ke Thailand dan puas juga dapat voucher makan gratis. Seiring dengan makin ramainya restoran Thai Alley oleh para pengunjung yang makan siang... kamipun pulang. Terima kasih Thai Alley, KPK dan Kompasiana!

[caption caption="Katisod.. es krim ala Thai (Dok. Yayat)"]

[/caption]

[caption caption="Kami gerebek dan kami kenyang (Dok. Mbah Rahab)"]

[/caption]

[caption caption="Ini KPK (Dok. KPK)"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun