Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saya Sedang Benci pada Jakarta

14 Maret 2011   07:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:48 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1300091712172953970

[caption id="attachment_96027" align="aligncenter" width="680" caption="Awas, ranjau paku ! (dok.kompas.com)"][/caption]

Sebenarnya pagi ini saya menyambut hari Senin dengan penuh semangat. Untuk itu saya sengaja berangkat dari rumah menuju kantor lebih pagi dari biasanya. Tumpukan pekerjaan yang harus saya kerjakan sudah membayang di pelupuk mata. Saya tidak bisa menghindar darinya. Karena itu saya berdua dengan bebek saya yang setia menembus jalan raya yang belum macet di pagi yang cerah ini.

Belum lagi 10 menit saya menunggang bebek saya ketika saya rasakan bebek saya oleng jalannya. Yah, pasti kempes nih ban bebek saya, begitu pikir saya. Ternyata benar, ban bebek saya kempes dengan sukses. Cobaan pertama datang di saat saya ingin menjalani hari ini dengan semangat. Tempat tambal ban jauh tempatnya, jadi terpaksa saya mendorong bebek saya ke sana. Lumayan capeknya, karena bebek saya lebih berat beberapa kali lipat dibanding berat badan saya.

Sampai di tukang tambal ban, ban bebek saya di buka dan ternyata ada beberapa lubang di situ. Sebuah paku berukuran kecil telah menjadi tersangka yang membuat lubangnya. Si abang tukang tambal ban bilang bahwa ban ini harus diganti. Di tambal pun harganya akan sama dengan harga ban dalam yang baru. Setelah meneliti ban itu saya memutuskan untuk mengganti ban dalam bebek saya dengan ban dalam yang baru. Tiga puluh lima ribu rupiah keluar dari dompet saya pagi itu. Saya bilang pada si abang untuk menggantinya dengan cepat, saya tak mau terlambat sampai ke kantor. Uang kerajinan sebesar beberapa ratus ribu rupiah sangat sayang bila harus hilang gara-gara saya terlambat masuk kantor, walau karena "kecelakaan" macam ini.

Maka setelah si abang selesai "mengoperasi" ban bebek saya, segera saya meluncur membelah jalan raya yang mulai padat. Para pengendara mobil dan motor serta angkutan umum berbagi jalan di seruas jalan raya Gatot Subroto. Lepas dari lampu merah kembali saya merasakan kondisi bebek saya oleng lagi jalannya. Saya kaget luar biasa. Apa lagi nih, pikir saya. Segera saya hentikan bebek saya dan melihat kondisi bannya. Great! Bannya kempes lagi. Tak ingin lama terkesima pada keadaan itu, saya langsung mencari tukang tambal ban lagi. Lagi-lagi lokasinya cukup jauh dan lagi-lagi saya harus mendorong bebek saya yang beratnya beberapa kali lipat dibanding berat tubuh saya.

Di tukang tambal ban yang kedua ini saya memperoleh kabar tak menyenangkan. Seujung benda tajam mirip paku berhasil membuat sebuah robekan. Untungnya robekan ini cuma satu dan masih bisa diselamatkan dengan menambalnya. Kebayang nggak kalau saya harus mengganti ban dalam sebanyak dua kali sepagi ini. Namun yang tak bisa diselamatkan uang beberapa ratus ribu yang melayang karena saya terlambat sampai ke kantor.

Kompas dot com (berdasarkan data dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya) pernah memberitakan tentang beberapa lokasi dimana ranjau paku di tebar. Dibawah ini saya berikan informasi mengenai tempat-tempat itu :

Jakarta Barat
1. Jalan S Parman dari RS Harapan Kita arah lampu merah Slipi (Termasuk flyover Slipi).
2. Dari lampu merah Slipi ke arah Tomang.

Jakarta Selatan
1. Flyover Permata Hijau ke arah Pondok Indah (depan Masjid Istiqomah).
2. Dari William Mobil ke arah lampu merah Kostrad (Jalan Sultan Iskandar Muda).
3. Jalan Prof Satrio (dari Mal Ambassador ke arah Jalan Casablanca).
4. Terowongan Casablanca (ke arah Mal Ambassador).

Jakarta Timur
1. Jalan TB Simatupang (terutama dekat flyover Lenteng Agung dan ke arah Pasar Minggu).
2. Dari Menara Saidah ke arah perempatan Kuningan.
3. Jalan MT Haryono (terutama perempatan Patung Pancoran dan flyover Pancoran).

Jakarta Pusat
1. Jalan Gatot Subroto hingga ke perempatan lampu merah Kuningan dan arah sebaliknya.
2. Jalan Majapahit (dari Tanah Abang menuju Harmoni).
3. Jalan Gatot Subroto dari depan Bank Mandiri sebelum Polda Metro Jaya sampai Semanggi (terutama malam hari jika besoknya libur).

Merujuk pada lokasi di atas, saya memaklumi bahwa saya menjadi korban dari ranjau paku karena lokasi yang saya lewati memang masuk dalam lokasi penebaran paku. Yang tidak bisa saya maklumi adalah kenapa lokasi-lokasi yang sudah diketahui oleh TMC Polda Metro Jaya sebagai tempat ditebarnya paku kok masih bisa ditebari paku. Apa pak Polisi sekedar memberitahu tanpa berniat menjaga lokasi-lokasi itu dari penyebaran paku. Atau pak polisi tak menganggap penting soal tebar-tebaran paku semacam ini. Semoga saja pak polisi sedang sibuk mengurus hal yang penting lainnya dan akan membereskan soal tebaran-tebaran paku macam ini nanti.

Yang pasti saya biarkan diri saya memaki-maki si penyebar paku dalam hati, yang telah membuat saya rugi ratusan ribu pagi ini (dan juga membuat dosa saya bertambah karena memaki-maki). Kalau Anda tadi pagi bertemu dengan seorang penunggang bebek yang "ramah" pada klaksonnya, penunggang bebek itu mungkin saya. Atau kalau Anda tadi pagi melihat seorang penunggang bebek yang suka menyerobot jalan kendaraan Anda, penunggang bebek itu juga mungkin saya. Maafkan saja ya, si penunggang bebek itu sedang benci pada Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun