Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Money

70.000 Rupiah Gaji Pertama Saya

12 April 2010   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:50 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Outlet kami kena serbu juga. Jadilah saya dan teman saya sibuk melayani mereka. "Tambahin kuah mbak... tambahin sambel mbak... eh ayamnya yang gedean dong".. permintaan mereka bersautan satu sama lain. Kantin yang tadinya sepi jadi berubah ramai sekali. Riuh rendah suara orang-orang dan garpu sendok berdentingan dengan piring makan. Jam 1 siang sedikit demi sedikit orang-orang berkurang. Mereka kembali ke habitatnya eh pekerjaannya masing masing. Jam 2 siang kantin kembali benar-benar sepi dari para karyawan. Tapi suara sendok dan piring yang berdentingan masih ada. Ya iyalah... karena sekarang jatahnya para penjaga outlet yang makan.

Kejadian serupa terulang lagi pada jam 6 sore. Itu saat karyawan yang shift siang berdatangan untuk makan. Suasananya sama persis seperti siang hari. Riuh euy. Jam 8 malam kantin tutup. Tiba waktunya bagi kami membereskan administrasi hari itu. Lumayan juga hasil hari itu. Karyawan tante yang bertugas mengantarkan makanan pun sudah tiba untuk membawa sisa makanan dan perlengkapannya pulang. Saya menolak ajakan teman untuk makan dulu. Malas rasanya. Saya memang jarang makan malam. Makanya jangan heran bila tubuh saya kecil imut begini heheheh.

Saya bertahan kerja disitu selama 2 bulan. Bukannya tak betah, tapi karena saya diterima bekerja di tempat lain. Kali ini di kantoran bukan di kantin, sesuai keinginan ibu saya. Tapi setiap lewat mal Pasaraya di blok M itu, keinginan untuk menjadi penjaga outlet di kantin kadang terbersit juga. Entah kenapa... suka saja saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun