[caption id="attachment_352241" align="aligncenter" width="576" caption="Ini para pemimpin demo nya (dok.yayat)"][/caption]
Hari ini, 7 November 2014 adalah hari ketiga para buruh pabrik di daerah Bogor melakukan demo. Saya salut sama keteguhan hati para buruh buat demo tiga hari berturut-turut tapi saya sebel juga tiga hari kudu kejebak macet yang ruaaarrrrr biasa. Karena tuntutan pekerjaan, saya emang lagi wara wiri ke daerah Cibinong selama 2 mingguan ke depan dan para buruh yang demo ini berjalan menuju kantor pemda Bogor yang rutenya emang melalui kantor saya.
[caption id="attachment_352253" align="aligncenter" width="576" caption="demo (dok.yayat)"]
Apa sih tujuan mereka demo? Menurut seorang buruh yang sempet saya tanya, mereka menuntut kenaikan upah menjadi sebesar Rp. 3.750.000 perbulan, dari jumlah yang tadinya sebesar Rp. 2.700.000 per bulan. Upah sebesar Rp. 2.700.000 per bulan itu nggak cukup buat biaya hidup sehari-hari katanya. Selama mereka demo, mereka nggak kerja dan pabrik-pabrik tutup. Ya tutup lah wong buruhnya pada demo.
Berapa banyak buruh yang demo? Buruh seluruh pabrik di Bogor demo semua mbak, jumlahnya nggak kehitung, kata si bapak buruh. Ya sih, barisan buruh yang demo itu panjaannngggg nggak habis-habis memenuhi jalan raya, mereka berboncengan menggunakan sepeda motor, lengkap dengan atribut serikat buruhnya masing-masing.
[caption id="attachment_352278" align="aligncenter" width="576" caption="mbak ini gaya bener (dok.yayat)"]
Sampai kapan mereka akan demo? Kata sang buruh, sampai tuntutan mereka dipenuhi oleh pemerintah. Jadi kalo selama seminggu ini tuntutan mereka nggak dipenuhi ya siap-siap aja Anda kejebak macet terus karena para buruh terus berdemo. Ada kecurigaan bahwa aksi para buruh ini ditunggangi oleh oknum. Benarkah? Nggak kok mbak, ini emang kesepakatan kami para buruh, begitu kata bapak tadi. Benar tidaknya hanya Tuhan yang tahu.
[caption id="attachment_352293" align="aligncenter" width="576" caption="Istirahat dulu (dok.yayat)"]
Apakah ada kemungkinan tuntutan para buruh dituruti? Ehmm.. kalo saya malah membayangkan kejadian seperti ini … para pemilik pabrik angkat kaki dan mem-PHK semua buruhnya atau para pemilik pabrik mengganti tenaga buruh dengan mesin-mesin lalu para buruh di PHK.. atau para pemilik pabrik mempekerjakan warga negara asing yang meski bayarannya mungkin lebih besar tapi mereka lebih punya skill. Atau…. Masih banyak kejadian lain yang saya bayangkan.
Saya cuma berharap ada penyelesaian yang baik diantara buruh, pemerintah dan pemilik pabrik. Kalo demo terus bikin maceettttt….
[caption id="attachment_352251" align="aligncenter" width="576" caption="demo (dok.yayat)"]
[caption id="attachment_352283" align="aligncenter" width="576" caption="demo (dok.yayat)"]
[caption id="attachment_352284" align="aligncenter" width="576" caption="Ini pemimpinnya kali yang di dalam mobil (dok.yayat)"]
[caption id="attachment_352289" align="aligncenter" width="576" caption="oratornya naik mobil (dok.yayat)"]
[caption id="attachment_352294" align="aligncenter" width="576" caption="Demo bikin haus (dok.yayat)"]
[caption id="attachment_352296" align="aligncenter" width="576" caption="demo (dok.yayat)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H