Sejak kejadian tersebut, mereka jadi jarang ngobrol.  Kalaupun bertemu paling-paling hanya senyum dan sapa seperlunya. Kok jadi begitu, ya.
Seminggu kemudian, mereka bertemu di FB. Sama-sama sedang online, keduanya chatting. Ana membuka pembicaraan lebih dulu.
"Hai, Saf," tegurnya, "sedang apa ?"
"Tidak sedang apa-apa, lagi buka-buka FB aja !" jawab Safitri
Tanpa buang waktu, Safitri pun menanyakan sesuatu kepada Ana.
"Ana, ada yang mau aku tanyakan padamu !"
"Apa, tuh, Saf, tanya aja !" jawab Ana tanpa beban.
"Kenapa sekarang aku tidak bisa buka profile FB kamu ?"
Wah, wah, kok jadi terbalik. Ana bingung, mungkin Safitri di sana juga bingung. Apa sih yang sebenarnya sedang terjadi ? Ana mengeluh dan curhat sana-sini. Tak tahu dengan Safitri, mungkin ia pun melakukan hal yang sama. Ana mencurigai Safitri telah mem-block-nya sehingga tidak bisa lagi membuka dinding profil sahabatnya itu. Safitri juga mencurigai Ana telah melakukan hal yang sama karena dendam padanya.
Keduanya bermusuhan karena FB. Media sosial internet dengan moto ‘Facebook membantu anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan anda' itu justru sekarang memisahkannya dengan seorang sahabat.
Suatu hari Ana menceritakan masalahnya itu pada seorang sahabat yang lain, Menik. Kebetulan Si Menik ini agak-agak gaptek. Jadi nge-FB juga jarang. Dan urusan mem-block, remove, private setting di FB Si Menik sangat kurang paham. Dia jarang sekali mengutak-atik profil FB-nya.