Terpujilah wahai engkau
                            Â
                             Ibu- bapak guru
                             Namamu akan selalu hidup
                            Dalam sanu bari ku......
                     Sepenggal lirik lagu " Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"
Setiap kali mendengar atau menyanyikan lagu ini serasa air mata ini terus mengalir dari mata turun ke hati, perlahan- lahan menghayati dan berujung pada refleksi.
Sebuah ungkapan kata" Guru di Guguh dan Tiru, Guruku Inspirasiku, Guruku Masa Depanku" merupakan defenisi tentang guru oleh setiap orang yang  mengalami keberhasilan  maupun kesuksesan dalam hidupnya, keberhasilan ini  selain karena berkat dari Tuhan, juga tidak terlepas dari sosok  penting  guru. Guru sebagai orang yang dapat menyediakan tempat bertanya atau tempat menimba ilmu ( digugu) , lalu " ditiru" yang meiliki makna sosok yang menjadi teladan dan diikuti tindakan- tindakan oleh siswa- siswinya.
Apakah saya dan Anda sekalian sosok guru seperti ini ?
Berbicara tentang keberhasilan anak dalam dunia pendidikan , tidak terlepas dari sosok  guru,profesi guru  merupakan profesi yang  sangat mulia dan perlu diapresiasi.
Pekerjaan guru tidak lain  membentuk  seseorang lewat bimbingannya, menata karakter,  menghidupkan kemampuan  kognitif , serta pembentukan  etika dan Sopan Santun. Â
Banyak kalangan masyarakat luas yang tidak berpikir bahwa keberhasilan  anak- anak mereka bukan semata karena kemampuan dirinya sendiri, tetapi aktor guru yang sangat berperan penting di dalamnya.
Guru memiliki peran strategis untuk menyelamatkan generasi bangsa, dan juga sebagai orang yang paling terdepan dalam  mencerdaskan anak- anak bangsa.
Berhasil atau tidaknya, buruk atau baik out put pendidikan, tergantung bagaimana cara  guru mendidik, membimbing serta mentrasferkan ilmu kepada  anak- anak didiknya.
Menjadi seorang guru bukanlah hal muda, sama halnya menjadi seorang penulis juga bukan  hal  mudah.
Menjadi guru dan penulis harus memiliki kemampuan Profesionalitas dan keterampilan Soff Skill. Kemampuan profesionalitas dalam mendidik , membimbing serta Soff Skill dalam merangkai kata menjadi sebuah kalimat , Â merupakan perpaduan dua kata yang memiliki makna yang hampir mirip tetapi dengan tujuan berbeda.
Guru adalah  sosok prilaku yang selalu dituru baik sebagai profesi  maupun  kehidupan sosial. banyak orang mengatakan kehadiran seorang guru dan lewat seorang guru manusia akan dibentuk dan  bisa menata kehidupannya dikemudian hari. Â
Memanusiakan- manusia tidak seperti membalikan telapak tangan, butuh kerja keras  ketekunan, serta  keterampilan  agar manusia bisa berhasil.Â
Peran guru sangat  sentralistis dalam hal ini ,keberhasilan  anak- anak didiknya  lewat bimbingan  merupakan kebahagiaan tersendiri bagi guru tersebut, bahkan kebahagiaan itu selalu saja tersimpan dalam memori pikirannya.
Namun  sebaliknya  bila anak didiknya  tidak berhasil atau mengalami kegagalan  maka terjadi  kekecewaan bagi guru itu sendiri,  bahkan penyesalan pasti selalu muncul dalam pikiranya pula. Disini muncul pertanyaan dari dalam diri  mengapa saya  bahagia dan mengapa saya  kecewa ?
Di sini saya sedikit menjelaskan menurut perspektif saya kebetulan profesi saya juga  seorang guru.
Kebahagian memang impian semua orang, berbagai versi bahagia di alami oleh setiap orang, tetapi apakah kebahagian seorang guru dalam " Mendidik" anak- anak dan kebahagian Guru dalam mendapat "Jabatan" memiliki defenisi yang sama!. Â Tentu tidak.
Guru merasa bahagia bila mendapat  berkat seperti jabatan fungsional, mendapat tunjangan sertivikasi,  kenaikan golongan maupun  mendapat posisi bagus dalam profesi guru , itulah sisi lain kebahagiaan guru yang sudah lama dibicarakan.
Namun kebahagian  lain yang jarang dibicarakan  adalah  keberhasilan guru  dalam mendidik anak- anak  seperti:  pematangan karakter  , sikap dan etika  yang baik, sosial yang baik, kerohanian yang baik serta  kognitif yang baik sehingga anak- anak ini  bisa menjadi manusia berprestasi.
Di sini saya mau katakan sesunggunya kebahagian guru melekat pada hal- hal yang jarang di bicarakan  seperti yang saya sampaikan. Â
Dari sekian  banyak guru  di Indonesia tidak semua guru memahami tentang kebahagian yang berkaitan dengan  keberhasilan anak- anak , paling merasa senang seketika namun belum tentu melekat  seperti yang saya sampaikan  diatas.
Kebanyakan memahami dan mengartikan kebahagian  dalam kontes  kepuasan duniawi.
Dalam hal ini saya mengajak profesi guru dalam  cara pandang kita tentang kebahagiaan  guru yang sesunggunya.  Saya bukan orang hebat dan juga bukan  orang yang tahu segalanya, tetapi sedikit saya memberikan pikiran saya tentang kebahagian menjadi seorang guru, dalam konteks keberhasilan anak- anak dalam beberapa aspek yang saya sampaikan di atas.
Mengapa demikain karena harga diri, profesi serta  nama besar guru menjadi taruhan ketika ada  kritikan bahkan  hujatan  oleh  sekian banyak orang dalam konteks ketidak  berhasilan  anak- anak didik atau gagal.Â
Profesional guru  pasti dibicarakan  , keraguan dan kepercayaan publik terhadap guru, dan masih banyak hal -- hal lain yang menjadi bahan refleksi guru itu sendiri dalam keseharian.
Tanpa hari selalu menyisipkan  waktu untuk  belajar, berbagai cara dan solusi yang selalu di pikirkan oleh seorang guru dalam mendidik anak- anaknya. Karena bagi guru keberhasilan anak- anak dalam bimbingannya merupakan sesuatu yang istimewa dalam hidupnya.
Banyak orang- orang sukses berkat bimbingan seorang guru. Dalam kegiatan pembelajaran strategi, metode, kreatifitas menjadi hal yang perlu di  prioritas dalam membimbing , mendidik anak- anak  di lingkungan belajar.
Kemampuan  guru  menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan  serta  membahagiakan anak- anak  dalam interaksi belajar, merupakan strategi guru inspirasi dan guru masa depan bagi anak- anak.
Guru Inspirasi dan Guru masa depan, sesunggunya tipe guru  yang di impikan dalam  mendidik anak- anak di era sekarang.
Apalagi dengan diterapkan Kurikulum Merdeka Belajar, hal- hal yang saya sebutkan menjadi tolak ukur keberhasilan anak- anak.
Guru harus menajadi role modele  bagi anak- anak didik , dan bagi semua orang. Mendidik bukan hanya mentrasfer materi, bukan hanya berdiri di depan kelas, tetapi mendidik  manusia yang selalu menjadikan kita guru idola dan inspirasi. Â
Dalam interaksi pembelajaran berbagai ekspresi diterapkan guru dalam strategi serta  kemampuan mendidik anak- anak bervariasi .
Guru  menyenangkan, membosankan, guru  galak, guru humoris, guru inspirasi, guru masa depan pasti selalu mucul dalam perspektif anak- anak didik. Bagi saya itu bukan penilaian atas kinerja guru , tetapi ini menjadi bahan refleksi bersama bagi semua guru ketika ada masukan dan keritikan dari anak- anak murit.
Apakah saya  termasuk dalam kategori guru yang seperti apa ?.
Pertanyaan refleksi ini menjadi kajian kita dalam mendidik anak- anak, untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan kita sebagai guru dalam mendidik, mestinya kita membuat angket penilaian dari anak- anak didik terhadap kegiatan pembelajaran kita bersama anak- anak didik.
Karena bagi saya keberhasilan kita dalam mendidik anak- anak tergantung bagaimana kita merefleksikan setiap kelemahan kita dan menjadikan itu sebagai motifasi untuk perubahan pola  mendidik.
Mara dan takut dikritik tidak boleh dihindari,  Saya adalah guru yang sering di keritik oleh anak- anak didik, tetapi  hemat saya  keritikan dan masukan sebagai bekal kita menjadi guru inspirasi dan guru masa depan bagi mereka. Â
Karena out put kegiatan pembelajaran kita bukan bersama para pemimpin kita, bukan juga bersama rekan  guru, tetapi kita sebagai guru  dan anak- anak didik.
Tepat hari " Happy World Teacher Day" 5 Oktober 2022, saya mengajak kita semua untuk tetap mencintai profesi guru, dalam tugas kita sebagai guru, betul- betul menjadi guru idola, guru inspirasi dan guru masa depan.
Profesi  guru selalu abadi di hati.
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H