Mohon tunggu...
yayan walangare
yayan walangare Mohon Tunggu... Guru - yayan walangare

memuat artikel- artikel penting

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Kekuatan Ambisi Lebih Besar daripada Kekuatan Janji"

4 Oktober 2022   10:17 Diperbarui: 4 Oktober 2022   10:55 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

        Perhelatan Kontetestasi Politik  Pemilu 2024 tinggal beberapa tahun lagi.

Pesta dekomkrasi itu tidak boleh terlewatkan. Ungkapan dari "Rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat" menjadi tolak ukur yang dimainkan oleh para partai politik dan para figur untuk memenangkan kompetisi.  Pilpres kali ini banyak isu  mencalonkan figur- figur kapasitas, integritas  dan rekam jejak baik ,maupun figur pencitraan,  rasanya seru di perbincangkan.

      Manuver partai politik maupun para figur yang sering disinggung bahkan disebut dalam survei- survei calon pilpres semakin intens di perbincangkan publik.

 Serasa tiap hari tanpa membincang pilpres dengan jagoannya masing- masing.

     Semuanya sah- sah saja, ini kan demokrasi, jika dikaji dengan perspektif demokrasi , yang demikian merupakan determinisasi kemajuan berpikir dalam memaknai demokrasi yang di idam- idamkan selama ini. 

     Berbagai keunikan menghiasi jalan menuju tahun politik  kali ini meskipun pertarungan dibilik suara belum dimulai namun berbagai spekulasi dan berbagai sudut pandang sudah mulai muncul kepermukaan.

      Ada yang meyakini bahwa figur ini yang akan memenangkan pilpres nanti, ada juga dengan menampilkan data yang tidak kredibel, uniknya juga menjelang kontestasi politik ini banyak peristiwa dan isu- isu yang di panggil KPK mengenai saksi maupun tersangka kasus korupsi masih dalam tahap penyelidikan.

     Apakah ini adalah strategi dari setiap Kontestan untuk memengkan pilpres, ataukah langka yang gagal untuk mematahkan figur menuju pilpers,  Spekulasi ini masih dalam tanda ???.

    Kontestasi Politik kali ini menarik sekali di perbincangkan, dimana setelah Presiden Joko Widodo, akan mengahiri masa jabatan politiknya sebagai presiden di 2024, secara konstitusi demokrasi kita hanya membatasi masa jabatan Presiden dan wakil presiden  dua priode saja.

    Sempat disinggung dan di isukan bahwa Joko Widodo akan memperpanjang masa jabatannya tiga Priode, isu- isu tersebut sempat menggetarkan publik, tetapi sebagai seorang pemimpin yang mematuh komitmen konstitusi seorang Joko Widodo membanta isu tersebut, dan Beliau juga mengelurkan Statement untuk tidak memiliki niat untuk melanjutkan masa jabatannya sampai tiga priode. Tindakan dan ketegasan Soerang Joko Widodo menjadi role modele buat kita semua  yang perlu kita refleksikan dalam kehidupan kita agar  harus taat pada peraturan dan komitmen yang sudah disampaikan sebelumnya, alias dalam bahasa kasarnya jangan pilin- pelan.

     Salut untuk Pak Joko Widoo yang sudah menunjukan Jiwa Kesatria sebagai seorang pemimpin yang taat dan loyal terhadap konstitusi.  

Manuver politik yang dimainkan oleh setiap partai politik mulai terasa, uniknya ketika kebijakan pemerintah yang kurang pro rakyat, disini kesempatan para elite untuk mengguga hati simpatisan rakyat  lewat aksi nyata yang ditunjukan.

    Ada yang turun langsung kelapangan,  mulai dari akar sampai ke atas, ada juga memberikan bantuan langsung  saat keadaan ekonomi negara kurang- kurang baik, terjun langsung ke bawah menyalur aspirasa masyarakat, membuat Opini seolah simpatik dengan rakyat, padahal sama -- sama tau kebijakan pemerintah karena keadaan yang memungkinkan untuk dipilih. 

Itulah indah berdemokrasi siapa saja boleh menjadi pahlawan untuk di cintai dan di ingat.

    Dengan "kepentingan" semua orang bisa menghalal kan sesuatu menjadi mungkin.

Baro meter politik Indonesia semakin panas apalagi Kemarin tanggal ( Senin/ 3/10/2022) Gubernur Anis Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh  serta seluruh jajaran inti pengrus Partai Nasdem mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta sebagai Calon Presiden ( Capres) yang akan diusung pada pilpres 2024.

" Pilihan capres Nasdem adalah yang terbaik dari pada yang terbaik. Inilah akhir Nasdem memberikan sosok Anis Baswedan " Ujar Paloh di Nasdem Tower.

  "Paloh turut mengungkapkan alasannya memilih Anies sebagai capres 2024.

" Kenapa Anies  Baswedan ? Jawabannya : Why not hte best?" Kata dia. ( Pantauan Kompas .com)

Gubernur DKI Jakarta menghadiri langsung pengumuman deklarasi capres 2024 tersebut.

Banyak persepsi dan komentar dari netizen terhadap deklarasi  capres Partai Nasdem.

     Yang pertama pak Anies tidak menepati Janji dengan apa yang perna Beliau  katakan.

      Pak Anies perna mengatakan Tidak Sibuk dengan Capres 2024 sekarang aku lagi fokus ngurus DKI"lalu ada lagi pernyataan Gubernur DKI Jakarata itu saat di undang acara Najwa Shihab di Cenel Trans7. Pak Anies mengatakan jika Pak Prabowo Calon Presiden, " Saya tidak Akan maju, dan saya tahu persis bahwa pak Prabowo akan calon Presiden, karena itu jangan memikirkan nama- nama lain apalagi menjadi poros ketiga, tidak mungkin, dan itu komitmen saya terhadap Pak Prabowo.

    Janji- janji manis di awal dan diakhir dengan kata tidak tepat, hemat saya tidak menjadi persoalan, tetapi saya sedikit komentar Pak Anies Tidak menepati janji dan terlalu ambisi.

  Mengapa saya mengatakan demikaian Seharusnya pertimbangan Capres Partai Nasdem setelah Pak Anies tidak ada lagi  kepentingan atau masa jabatannya sudah berakir  dalam mengurus birokrasi pemerintahan DKI jakarta sehingga kerja Pak  Anies hanya fokus dalam memenangkan kontestasi politik pilpres 2024 nanti.

   Dengan  kemungkinan  sikap  Pak Anies dalam menjalankan beberapa program seperti yang Beliau sampaikan saat masa kampanye,  paparan Visi- Misi pemilihan Gubernur DKI Jakarta waktu itu akan terbagi pikiran dengan ditunjuk namanya menjadi capres oleh Paratai Nasdem 2024.

Kita ketahui bersama kapasitas Pak Anies masih menjadi Gubernur DKI sekarang, jadi kerjanya masih fokus untuk membangun DKI disisa masa jabatanya. Soal- capres itu setelah itu baru dipikirkan.

      Lalu kedua saya mengomentari Partai Nasdem yang terlalu cepat mendeklarasikan capres 2024.

       Sementara kita ketahui Indonesia masih di landa "Duka " yang mendalam setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan yang mematikan sekitar 172 warga negara Indonesia Provinsi Jawa Timur. Secara kemanusian kita dalam keadaan yang sedih  bukan senang.

     Padahal Nasdem dalam Rakernas Terakhir  Lewat Ketua Umum mengatakan bahwa deklarasi capres akan dilaksanakan pada bulan Nofember.  Tetapi kaget kemarin sudah mendeklarasikan.

     Yang berikut banyak komentar Netizen terhadap Pak Anis yang ingkar janji, ya inilah demokrasi seperti yang saya katakan sesuatu bisa berubah dengan kedaan dan waktu yang berbeda.

     Saya mengajak semua masyarakat pecinta Indonesia  mari kita kawal demokrasi kita agar menjadi demokrasi sehat, serta bagi para figur yang sudah terpilih dan belum terpilih tetap menunjukan loyalitas demokrasi sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun