Kemitraan dengan Komunitas dan Orang Tua
Beberapa sekolah sudah membentuk komite sekolah yang terdiri dari orang tua atau wali siswa, dan tokoh masyarakat  Komite sekolah dapat berperan dalam hal pengawasan kebijakan program, memberikan pertimbangan dalam penyusunan program sekolah, penggalangan dana dan mendorong partisipasi orangtua dan masyarakat untuk kemajuan pendidikan. Kemudia adapula POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru). Selain untuk menjalin silaturahmi yang baik antara orang tus siswa dan guru, POMG juga dapat berpartisipasi aktif untuk mendukung kemajuan lembaga pendidikan.  Melibatkan komunitas dan orang tua dalam proses pendidikan  akan semakin mempermudah embag pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kemitraan dengan Dunia Usaha
Membangun kemitraan  dengan dunia usaha dapat dilakukan dengan mengadakan program magang, pelatihan, atau proyek berbasis komunitas yang dapat memberikan pengalaman praktis bagi siswa.
Kemitraan dengan Universitas dan Penelitian
Kolaborasi dengan institusi penelitian dan universitas untuk mendapatkan akses informasi tentang perkembangan di bidang pendidikan, untuk  penelitian pendidikan, pengembangan kurikulum, dan juga pelatihan bagi pendidik.
Kemitraan Internasional
Lembaga pendidikan bisa bermitra dengan lembaga pendidikan atau organisasi internasional untuk program pertukaran budaya dan pendidikan, serta pengembangan kapasitas dalam konteks global.
Di tengah perubahan dunia yang sangat cepat dan perkembangan teknologi yang sangat pesat lembaga pendidikan harus benar benar memiliki strategi agar lembaganya tetap dapat bertahan menghadapi berbagai tantangan. Oleh karenanya kemitraan dengan berbagai lembaga bisa menjadi alternatif solusi. Winarti,Abidin dan hamzah (2012) menjelaskan bahwa ada tiga alasan utama kenapa lembaga pendidikan Islam perlu mengembangkan kemitraan. Alasan-alasan  itu adalah :
- Keberlanjutan : Kemitraan membantu lembaga pendidikan untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan dan perubahan yang cepat, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun teknologi. Dengan menjalin hubungan dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta, lembaga pendidikan dapat memperoleh dukungan sumber daya, informasi, dan inovasi. Ini memastikan bahwa lembaga tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu beradaptasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berubah.
- Tata Kelola yang Baik : Membangun kemitraan yang efektif dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen lembaga pendidikan. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk orang tua, alumni, dan masyarakat, lembaga pendidikan dapat menciptakan sistem yang lebih terbuka dan partisipatif. Hal ini dapat mengurangi praktik korupsi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Tata kelola yang baik juga memastikan bahwa keputusan diambil berdasarkan kepentingan semua pihak, bukan hanya kepentingan segelintir orang.
- Peningkatan Kualitas : Kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti universitas, lembaga riset, dan industri, dapat meningkatkan mutu pendidikan yang diberikan. Kemitraan ini membuka kesempatan bagi pertukaran pengetahuan, pengembangan kurikulum yang relevan, dan pelatihan bagi tenaga pengajar. Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya dari mitra, lembaga pendidikan dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa dan memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Ini juga membantu lembaga untuk tetap relevan dan kompetitif dalam landscape pendidikan yang terus berubah.
Keberhasilan lembaga pendidikan islam dalam menjalin kemitraan dengan lembaga lain dapat diukur dengan melihat beberapa indikator. Tonny Lendrum mengemukakan sembilan kata kunci yang dapat dijadikan indikator keberhasilan suatu  kemitraan, yakni :
Cooperative Development: Proses di mana semua pihak dalam kemitraan berkolaborasi untuk mengembangkan solusi dan mencapai tujuan bersama. Ini melibatkan komunikasi yang baik dan kolaborasi aktif untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing.