Mohon tunggu...
yayaanatiaa
yayaanatiaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hubungan Sosial

3 Januari 2025   02:40 Diperbarui: 3 Januari 2025   02:37 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kompasiana - Tuhan menciptakan Manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk Hidup yang tidak bisa hidup sendiri, terbayang ga sih kalau manusia hidup sendiri di bumi sebesar ini?. Namun pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa tuhan menciptakan Manusia dalam jumlah begitu banyak bahkan hingga mencapai miliaran? Ada banyak sekali jawaban tetapi yang terpikirkan oleh banyak orang adalah agar manusia bisa saling berhubungan sosial dan tolong menolong sesama lain.

Manusia memang makhluk paling cerdas di bumi. Tetapi, Manusia tetap membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa hidup dengan baik, Baik itu orang sekitar kita atau orang asing yang bertemu secara tidak sengaja. 

Hal ini menimbulkan sebuah hubungan sosial. Apasih hubungan sosial itu? Artikel ini akan membahas secara lebih mendalam tentang hubungan sosial dan berbagai jenis hubungan sosial yang ada, serta dampaknya terhadap dinamika sosial dalam kehidupan masyarakat.

Pengertian Hubungan Sosial

Hubungan sosial adalah interaksi yang terjadi antara individu atau kelompok dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu terlibat dalam berbagai jenis hubungan sosial, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. 

Namun banyak dari kita tidak memiliki hubungan sosial yang lama, biasanya hal ini disebabkan oleh sikap atau perilaku mereka yang buruk, sehingga membuat orang lain tidak nyaman untuk memiliki hubungan sosial dengan orang tersebut.

Tetapi bukan berarti mereka yang memiliki hubungan sosial tidak lama disebabkan oleh konflik, Bisa jadi hal itu terjadi karena umur yang singkat, Sehingga tidak dapat lagi berhubungan sosial. 

Berdasarkan sifatnya, hubungan sosial juga memiliki beberapa jenis tertentu. Yaitu, Hubungan sosial yang positif disebut sebagai asosiatif dan hubungan sosial yang negatif disebut sebagai disosiatif, apa sih yang membedakan hubungan sosial yang positif dan negatif?? berikut penjelasannya.

Jenis-jenis Hubungan sosial

B1. Hubungan sosial asosiatif 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Hubungan sosial positif yang dikenal dengan istilah proses sosial asosiatif. 

Hubungan sosial asosiatif adalah interaksi baik yang menguntungkan kedua belah pihak. Hubungan sosial asosiatif sendiri terdiri dari tiga hal yakni kerja sama, akomodasi, dan akulturasi.

A. Kerja sama 

Kerja sama menjadi hal biasa yang sering kita lakukan sebagai makhluk sosial. Kerja sama biasa dilakukan di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat. 

Namun, kerja sama tidak selalu mudah. Kita perlu menyatukan berbagai kepala dengan pemikiran ide yang berbeda disetiap kepalanya.

Bentuk bentuk kerja sama berdasarkan lingkungan:

*Sekolah: kerja kelompok

*rumah: bekerja sama membersihkan rumah bersama keluarga

*Masyarakat: bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar

B. Akomodasi

Jika kerja sama adalah sebuah usaha bersama untuk mencapai tujuan, maka akomodasi adalah usaha seseorang atau sekelompok orang untuk mengurangi ketegangan konflik yang terjadi antar kelompok atau individu tertentu. Dengan kata lain, akomodasi dilakukan untuk mencapai keseimbangan dan ketenangan situasi.

Setelah memahami pengertian akomodasi sebagai ,  seseorang atau sekelompok orang untuk mengurangi ketegangan konflik yang terjadi antar kelompok  atau individu, penting untuk mengetahui tujuan utama dari akomodasi, yaitu

Tujuan akomodasi:

*Mengurangi pertentangan sebagai akibat salah paham

*Mencegah meledaknya suatu pertentangan

*Memungkinkan terjadinya kerjasama

*Mengusahakan peleburan kelompok sosial

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, Akomodasi dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk yang mencerminkan hubungan antar individu.

Bentuk-bentuk akomodasi:

*Coercion, Akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksa (perbudakan)

*Compromise, Salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lain

*Arbitration, Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yg dipilih kedua belah pihak

* Mediatio, Sama seperti arbitration hanya pihak ketiga tidak mempunyai wewenang memberi keputusan.

*Conciliation, Usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih. Sifatnya lebih lunak dibanding coerrcive.

C. Asimilasi

Asimilasi sendiri adalah pelemburan suatu kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli, Sehingga membentuk suatu kebudayaan yang baru. 

Asimilasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk mengurangi perbedaan diantara mereka.

Setelah memahami pengertian asimilasi sebagai proses peleburan budaya, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya asimilasi dalam kehidupan masyarakat.

Faktor-faktor terjadinya asimilasi ada 2, yaitu: 

1. Faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi;

*Toleransi.
*Kesempatan yang seimbang.
*Sikap terbuka dan saling menghargai
*Persamaan unsur kebudayaan.
*Perkawinan campuran.
*Ada musuh bersama

2. Adapula faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi, yaitu;

*Terisolasi.

*Kurangnya pengetahuan.

*Perasaan takut.

*Perasaan lebih tinggi.

*Perbedaan ciri-ciri badaniah.

*In group feeling.

*Gangguan dari golongan yang berkuasa.

*Perbedaan kepentingan.

B2. Hubungan Sosial Dissosiatif

Hubungan sosial disosiatif adalah interaksi sosial yang mengarah pada perpecahan dan pertentangan. 

Dissosiatif merupakan individu atau kelompok yang terlibat dalam interaksi disosiatif cenderung memisahkan diri satu sama lain daripada berusaha untuk bekerja sama atau mencapai kesepakatan.

Kebalikan dari proses sosial asosiatif, proses sosial disosiatif justru bersifat negatif bahkan berpotensi merugikan orang lain. 

Sama seperti hubungan sosial asosiatif, hubungan sosial disosiatif juga terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu persaingan, kontroversi, dan konflik.

A. Pesaingan

Persaingan dalam hubungan sosial dissosiatif adalah proses di mana individu atau kelompok bersaing untuk mencapai tujuan tertentu yang sama. Seperti kekuasaan, pengaruh, status, atau sumber daya. 

Proses sosial individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tanpa menggunakan ancaman kekerasan.

Persaingan ini dapat berlangsung secara terbuka maupun tersembunyi, dengan aturan yang disepakati atau tanpa aturan.

1. Persaingan Ekonomi: Berebut sumber daya ekonomi, seperti pekerjaan, tanah, atau pasar.

2. Persaingan Politik: Memperebutkan kekuasaan, jabatan, atau pengaruh dalam lembaga pemerintahan.

3. Persaingan Budaya: Kompetisi untuk menunjukkan keunggulan budaya atau tradisi tertentu.

4. Persaingan Pendidikan: Berebut kesempatan untuk mendapatkan pendidikan terbaik atau prestasi akademik.

Bingung ga sih sama persaingan ini? yuk simak contohnya.

Contoh Persaingan dalam Kehidupan Sosial:

*Persaingan antara perusahaan dalam memasarkan produk.

*Persaingan antarcalon dalam pemilihan umum.

*Kompetisi siswa dalam mendapatkan nilai terbaik di sekolah.

*Perebutan peluang pekerjaan di pasar tenaga kerja.

B. Kontroversi

Selain persaingan, bentuk lain dari proses sosial disosiatif adalah kontroversi. 

Bisa dibilang, kontroversi satu tingkat lebih berbahaya dari persaingan. Persaingan setidaknya tidak melibatkan kekerasan, tetapi kontroversi justru sebaliknya.

Kontroversi adalah pertentangan antara pihak satu dan pihak lainnya. Hal ini bisa terjadi antar individu maupun antarkelompok. 

Kontorversi ditandi dengan gejala adanya ketidakpastian mengenai seseorang atau suatu rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keraguan terhadap kepribadian seseorang. 

Kontravensi mempunyai berbagai tipe yang berkaitan erat dengan generasi di dalam masyarakat. 

Hal tersebut terjadi dalam skala perubahan cepat, misalnya pada anak dan orang tua.

Setelah memahami tipe-tipe persaingan dalam hubungan sosial, penting untuk mengetahui bentuk-bentuk persaingan yang lebih spesifik dalam kontroversi, Berikut ini bentuk-bentuk kontravensi:

*Intensif: dilakukan terus menerus dan memberi dampak psikologis dalam kehidupan bermasyarakat.

*Rahasia: dalam pelaksanaan kontravensi, dilakukan sembunyi-sembunyi atau rahasia di kehidupan masyarakat.

*Taktis: terdapat pola aturan dalam pelaksanaan kontravensi sehingga umumnya susah dihilangkan.

*Umum: dilakukan secara umum di suatu kehidupan masyarakat. Titik fokusnya ada pada dampak yang ditimbulkan.

*Sederhana: dilakukan dalam ruang lingkup masyarakat kecil dan tidak berdampak bagi masyarakat luas.

C. Pertikaian 

Konflik sosial atau pertikaian, yakni bentuk interaksi sosial disosiatif yang terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antarindividu atau kelompok. 

Adanya konflik ditandai dengan ancaman, kekerasan dan kontak fisik antar pihak-pihak yang bertentangan.

Pertentangan atau konflik adalah bentuk proses sosial antarperorangan atau kelompok tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan. 

Pertentangan menimbulkan jurang pemisah yang dapat mengganggu interaksi sosial. 

Umumnya, sebuah upaya dilakukan oleh masing-masing pihak dengan cara yang tidak wajar, sehingga menimbulkan pertikaian baik benturan fisik dan maupun kepentingan yang saling menjatuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun