Analisis wacana memungkinkan kita melihat bagaiman pesan-pesan diorganisasikan, digunakan dan dipahami. Selain itu, analisis wacana juga dapat memungkinkan kita melacak variasi cara yang digunakan oleh komunikator dalam rangka mencapai tujuan atau maksud-maksud tertentu melalui pesan-pesan berisi wacana-wacana tertentu yang disampaikan. Hal ini mencakup berbagai hal termasuk misalnya bagaimana proses-proses simbolik digunakan khususnya terkait dengan kekuasaan, ideologi, dan lambang-lambang bahasa serta apa fungsinya.
Model analisis wacana banyak dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti Roger Fowler dkk, Theo Van Leeuwen, Sara Mills, Norman Fairclough, dan Teun A Van Dijk serta Analisis Wacana Kritis Laclau dan Mouffe. Analisis wacana mempunyai banyak kegunaan, beberapa diantaranya merupakan:
- Penelitian kritis bertujuan untuk menghilangkan keyakinan dan gagasan palsu tentang masyarakat dan mengkritik sistem kekuasaan yang tidak seimbang dan struktur yang mendominasi dan menindas orang.
- Penelitian kritis yaitu untuk mengkritik dan transformasi hubungan sosial yang timpang.
- Mengubah dunia yang timpang yang banyak didominasi oleh kekuasaan. Analisis wacana yang menggunakan pandangan kritis memperlihatkan keterpaduan: (a) analisis teks; (b) analisis proses, produksi, konsumsi, dan distribusi teks; serta (c) analisis sosiokultural yang berkembang disekitar wacana itu.
Mari kita bahas salah satu teori yang cukup terkemuka yaitu milik Laclau dan Mouffe. Dalam teori wacana Laclau dan Mouffe (1985), terdapat tiga unsur yang menggambarkan bagaimana suatu wacana hubungannya dengan lingkungan komunikasi, diantaranya titik nodal (Nodal points), medan kewacanaan (Field of discursivity), dan pengakhiran (Closure).
- Titik Nodal
- Suatu wacana dibentuk oleh penetapan parsial makna di sekitar titik nodal. Titik nodal atau Nodal point merupakan sebuah tanda khusus yang dapat mengatur tanda lain di sekitarnya. Munculnya makna dari tanda-tanda yang ada di sekitarnya ini diperoleh dari adanya keterkaitan dengan titik nodal tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa titik nodal ini merupakan pusat terbentuknya suatu lingkungan komunikasi atau seperti seorang komunikator yang memberikan informasi kepada komunikan yang ada di sekitarnya. Dalam teori wacana kaitannya dengan titik nodal ini, kita dapat mengibaratkan titik nodal ini misalnya dengan "tubuh", dimana sebagai titik nodal dapat menghubungkan banyak makna yang lainnya.
- Medan Kewacanaan
- Titik Nodal merupakan tempat berkumpulnya tanda-tanda yang maknanya sudah dipilih sebagian sehingga dapat berhubungan dengan tanda lainnya. Dalam teori wacana Laclau dan Mouffe, wacana merupakan usaha untuk menghentikan tergelincirnya hubungan antara satu tanda dengan tanda yang lainnya sehingga dapat menciptakan sistem makna yang padu. Kemungkinan munculnya makna dalam sebuah tanda yang ditiadakan oleh wacana ini menurut Laclau dan Mouffe disebut dengan medan kewacanaan (the field of discursivity) (1985: 111).
- Medan kewacanaan sendiri merupakan cadangan bagi "surplus makna" yang dihasilkan oleh praktek artikulatoris. Surplus makna ini merupakan makna-makna yang dimiliki oleh setiap tanda dalam wacana-wacana lain namun ditiadakan oleh wacana khusus untuk menciptakan kesatuan makna. Field of discursivity bisa diterjemahkan dengan pemangkasan makna-makna lain yang dianggap tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat. Dalam hal ini subjek yang berhak memangkas bisa berupa individu maupun golongan, tergantung di ruang lingkup mana kata ini digunakan.
- Pengakhiran
- Teori wacana Laclau dan Mouffe menjelaskan bahwa terdapat konsep pengakhiran, yaitu hentian sementara pada fluktuasi-fluktuasi yang terdapat pada makna tanda-tanda. Namun, pengakhiran itu sendiri tidak pernah pasti. Berdasarkan hal tersebut, wacana tidak pernah bisa sepenuhnya tetap sehingga tidak bisa dirusak atau diubah oleh multisiplas makna yang ada pada medan kewacanaan. Maka dapat disimpulkan bahwa wacana seputar bule hunter bahwa pernikahan dengan bule hunter memperoleh beberapa keuntungan seperti mendapatkan pasangan yang lebih open minded atau untuk memperbaiki keturunan sudah final.
- Namun Laclau dan Mouffe memberikan catatan bahwa sebenarnya konsep closure tidak akan pernah fixes meaning, tidak akan pernah menjelaskan sesuatu yang final- artinya alam konteks masyarakat yang multikultural tentunya masing-masing individu maupun kelompok memiliki pilihan makna tertentu terhadap sebuah wacana.
Pemahaman mengenai wacana tentunya bermanfaat bagi analis media maupun mahasiswa yang sedang melakukan penelitian mengenai media. Tapi bagi masyarakat umum, pemahaman mengenai wacana dapat mempermudah untuk memahami big picture serta tidak mudah terprovokasi dari potongan pesan yang tidak utuh.
Daftar Pustaka
A. Badara, Analisis Wacana : Teori, Metode, Dan Penerapannya Pada Wacana Media, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
A. Sobur, Analisis Teks Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
B. F, Wacana, Kupang: Undana Press, 2010.
D. Kristina, Analisis Wacana Kritis: Pengantar Praktis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2020.
Eriyanto, Analisis Wacana. Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKiS, 2008.