Mohon tunggu...
Maya Batari
Maya Batari Mohon Tunggu... Guru - Single Cool

mencintai diri sendiri dimulai dari dalam hati yang selalu berpikir positif dan bahagia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rahasia Sang Pewaris #Bab 35

25 Mei 2021   06:08 Diperbarui: 25 Mei 2021   06:15 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mbak Rike!"

"Tapi bener, kok! Mungkin karena Mas Bagus terlalu baik kepada siapapun, sehingga terkadang sikapnya sering disalah artikan. Setauku selain dengan tiga mantan yang sangat terkenal itu, Mas Bagus tidak pernah memiliki hubungan istimewa lagi, dengan siapapun. Sampai dia bangkotan, dan ketemu kamu."

"Aku benar-benar wanita yang beruntung, bukan?" tanya Utari dengan memelas. Usianya baru akan memasuki 24 tahun, tapi suaminya sudah berkepala empat.

"Jangan biarkan wanita manapun memanfaatkan kebaikan hatinya. Jika perlu, ikat dia dengan semua pesona yang kamu miliki."

Bayangan Windri kembali melintas di benak Utari, "Apa Mbak Rike tahu masalah jodoh untuk anak lelaki keluarga Rekshananta?"

"Beruntung sekali, karena kamu yang menemukan tempat itu. Katakan kepadaku, apakah tempat itu indah? Bulan madu kalian pasti sangat mengesankan, karena tempat itu tidak akan ditemukan oleh siapapun."

"Masalahnya, Mas Bagus terlalu sibuk semenjak menikah denganku. Dia hampir tidak memiliki waktu untuk kami pergi hanya berdua." Kecuali satu waktu untuk menemani Windri dan Agni.

"Seharusnya dia lebih mencurahkan perhatiannya kepadamu," gumam Rike seperti menyembunyikan sesuatu.

"Mungkin jika dia sudah tidak terlalu sibuk."

"Sampai kapan?"

Bahkan cendol segar dan manis di depannya, terasa tak berasa lagi. Kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan baik. Perlahan perasaan memiliki itu tumbuh di antara keduanya. Utari mulai menikmati saat-saat bersama dengan sang suami. Namun menguak masa lalu Bagus, masih seperti menelusuri hutan belantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun