Utari hanya mendengus kesal. Berbicara mengenai pernikahan dengan Mama, tidak pernah dimenangkan oleh Utari. Wanita dalam silsilah keluarga Utari memang selalu menikah di awal usia dua puluhan. Kakak perempuan Utari sudah menikah dengan seorang polisi dua tahun lalu. Sekarang giliran dirinya yang menjadi sasaran empuk sang Mama.
"Nyari calon dulu, Ma."
"Masa iya di tempat kerja nggak ada yang nyantol satupun. Perasaan anak perawan Mama nggak kalah cantik sama Bunga Citra Lestari."
Gadis itu memutar kedua matanya dengan bosan. Mamanya pasti akan menari tujuh hari tujuh malam, jika tahu sang Bupati kesayangan memang berniat mengikat sang putri.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Rika ketika tanpa sadar, Utari mengacak-acak rambutnya dengan gemas.
"Eh, nggak. Ini tadi kulit kepala Riri gatel aja, kayaknya tadi keramasnya nggak bersih." Utari segera beranjak dari kursi, sebelum ceramah Mama mengenai pernikahan membuat kupingnya merah.
Begitu sampai di dalam kamar, Utari segera mengunci pintu. Dia langsung membuka lemari baju, dan meraih kotak kecil dari beludru yang diletakkan di antara tumpukan celana dalam. Dengan ragu dia membuka kotak itu, dan cincin platina polos itu masih bertengger manis di sana.
"Apa yang harus aku lakukan? Mengapa jadi sesulit ini sih? Kenapa harus aku yang tersesat di tempat itu?" Utari menyandarkan tubuh di pintu lemari pakaian, sebelum jatuh terduduk di atas lantai.
"Lalu kenapa ukurannya pas di jariku?" gumam Utari begitu memasangkan cincin itu di jari manisnya. Dia memperhatikan sejenak benda itu, dan merasa heran dengan ketepatan ukurannya.
Kemudian dia melepaskan kembali cincin itu, dan menyimpan dengan hati-hati di tempat semula. Jika wanita lain yang menerimanya pasti akan sangat bahagia. Tapi tidak dengannya.
Dulu semasa sekolah, Utari adalah gadis yang sangat terkenal. Banyak dari lawan jenis mengharapkan dirinya menjadi kekasih, hingga diapun bingung memilih. Hingga akhirnya, Utari justru tidak menerima siapapun. Dia lebih nyaman menjalin hubungan persahabatan, karena dia bisa dekat dengan siapapun. Lagipula dia tidak mau selalu dicaci hanya karena dituduh merebut pacar orang.