"Selamat pagi!"
Sapaan ceria itu membuatnya tersentak. Seorang pria tua berdiri di depan kios, tersenyum lebar sambil merapikan botol-botol minuman.
"Oh, pagi, Pak," balasnya, sedikit canggung.
"Baru datang, ya? Mau cari apa di sini?" tanya pria itu dengan nada ramah.
Anisa tersenyum kecil, ragu menjawab. Apa yang sebenarnya aku cari di sini?
"Cuma lewat, Pak," katanya, menghindari tatapan pria itu.
Pak tua itu mengangguk pelan. "Semoga hari ini penuh berkah, ya, Neng. Di sini, hidup sederhana, tapi justru kesederhanaan itu yang sering bikin hati tenang."
Kata-katanya menyentuh Anisa. Ada sesuatu di balik ucapannya yang terasa seperti pesan rahasia.
---
Hari-hari berlalu perlahan. Anisa belajar menyesuaikan diri dengan ritme baru. Pagi-pagi ia berjalan melewati jalan setapak yang sama, menyapa Pak Wira---nama pria tua di kios itu.
Namun, pikirannya terus bertarung. "Apakah aku benar-benar membuat keputusan yang tepat? Apa aku membuang waktuku di sini?"