Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pomodoro: Kunci Sukses Kerja di 2025, Fokus dan Disiplin di Tengah Tantangan Waktu

29 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 29 Desember 2024   12:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kenapa kerja rasanya selalu tidak selesai-selesai?" tanya seorang rekan kerja di meja sebelah. Ia menatap layar laptopnya yang penuh dengan notifikasi. "Padahal aku sudah mencoba buat to-do list, tapi tetap saja berantakan."

Aku hanya tersenyum, lalu menjawab pelan, "Mungkin kamu terlalu banyak multitasking. Pernah coba teknik Pomodoro?"

Ia mengernyitkan dahi, seolah mendengar istilah asing. "Pomodoro? Itu yang ada hubungannya sama tomat?"

Dialog ini sering terjadi. Banyak orang, terutama pekerja modern, merasa kesulitan menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu. Mereka terjebak antara notifikasi, rapat yang tak henti-henti, dan keharusan untuk selalu tersedia. Di tengah tekanan ini, muncul sebuah metode sederhana namun efektif: teknik Pomodoro.

Kenapa Teknik Ini Penting di 2025?

Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi era di mana pekerjaan semakin kompleks, dan waktu menjadi aset paling berharga. Orang-orang akan menghadapi tuntutan multitasking yang lebih tinggi dengan teknologi yang terus berkembang. Namun, ironisnya, semakin canggih teknologi, semakin sulit kita fokus.

Teknik Pomodoro, dengan segala kesederhanaannya, menawarkan solusi yang membumi. Prinsipnya sederhana: fokus selama 25 menit penuh, lalu istirahat 5 menit. Setelah empat siklus, ambil istirahat lebih panjang, sekitar 15--30 menit. Konsep ini seperti jeda napas di tengah maraton pekerjaan.

Mengapa Harus 25 Menit?

Sebenarnya, durasi ini tidak sakral. Francesco Cirillo, pencetus teknik ini, memilih 25 menit karena itu waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan tugas kecil tanpa membuat otak lelah. Namun, apakah ini berlaku untuk semua orang? Jujur saja, saya merasa durasi ini bisa disesuaikan. Mungkin bagi sebagian orang, 30 menit lebih ideal, atau bahkan 20 menit. Yang penting adalah prinsipnya: fokus dan disiplin.

Pomodoro dan Dunia Kerja Modern

Coba bayangkan, di tempat kerja saat ini, berapa banyak waktu yang terbuang untuk membuka media sosial, mengecek email berkali-kali, atau sekadar melamun? Tanpa sadar, waktu produktif kita terkikis sedikit demi sedikit.

Teknik Pomodoro membantu kita melawan "pencurian waktu" ini. Ketika kita menetapkan waktu 25 menit untuk fokus, kita memaksa otak bekerja tanpa gangguan. Tidak ada multitasking, tidak ada pengecekan notifikasi. Hanya fokus pada satu tugas.

Tapi apakah ini semudah teori? Tidak selalu. Saya sendiri pernah mencoba, dan di awal-awal, sulit sekali untuk benar-benar fokus selama 25 menit. Godaan untuk membuka ponsel atau memikirkan pekerjaan lain masih sering muncul. Namun, seiring waktu, disiplin ini bisa dibangun.

Bagaimana Mengaplikasikan Pomodoro?

Langkah pertama, tentu saja, adalah memilih tugas yang jelas. Jangan mencoba melakukan segalanya sekaligus. Pilih satu pekerjaan spesifik yang bisa dikerjakan dalam 25 menit. Misalnya, menyusun laporan mingguan atau menjawab email penting.

Kedua, atur timer. Anda bisa menggunakan aplikasi di ponsel atau jam biasa. Pastikan timer ini cukup keras untuk memberi tanda ketika waktu habis.

Ketiga, mulai bekerja. Jangan biarkan gangguan menghalangi. Jika ada notifikasi masuk, abaikan. Jika ada ide lain yang muncul, catat di selembar kertas untuk diurus nanti.

Keempat, setelah 25 menit, berhenti. Ambil istirahat pendek, misalnya berjalan-jalan di sekitar ruangan atau sekadar minum air. Jangan tergoda untuk melanjutkan pekerjaan, bahkan jika Anda sedang dalam alur. Istirahat adalah bagian penting dari teknik ini.

Apa Keuntungannya?

Bagi saya, keuntungan terbesar dari teknik ini adalah peningkatan fokus. Ketika kita tahu ada batas waktu, otak kita cenderung bekerja lebih efisien. Selain itu, teknik ini juga membantu mengurangi stres. Dengan memecah pekerjaan menjadi bagian kecil, tugas besar terasa lebih ringan.

Namun, apakah teknik ini cocok untuk semua jenis pekerjaan? Tidak juga. Untuk tugas-tugas kreatif, seperti menulis artikel atau membuat desain, sering kali butuh lebih dari 25 menit untuk masuk ke alur. Dalam kasus seperti ini, saya merasa teknik Pomodoro perlu disesuaikan.

Refleksi Untuk Diri

Coba tanyakan pada diri sendiri, bagaimana Anda menggunakan waktu selama ini? Apakah Anda sering merasa hari berlalu begitu saja tanpa hasil yang jelas? Atau, apakah Anda selalu merasa dikejar-kejar pekerjaan tanpa sempat bernapas?

Teknik Pomodoro mungkin bukan solusi sempurna, tetapi bisa menjadi awal yang baik untuk mengelola waktu lebih baik. Saya sendiri masih terus mencoba dan menyesuaikan. Terkadang berhasil, terkadang tidak. Namun, setidaknya, metode ini memberi saya struktur dan kesadaran akan pentingnya fokus.

Kesalahan dan Rintangan

Sejujurnya, ada kalanya saya merasa teknik ini terlalu kaku. Misalnya, saat sedang berada dalam alur pekerjaan, tiba-tiba timer berbunyi. Haruskah saya berhenti? Terkadang, saya melanggar aturan dan melanjutkan pekerjaan hingga selesai.

Tapi mungkin, justru di situ letak fleksibilitasnya. Teknik ini bukanlah aturan mutlak. Anda bisa menyesuaikan durasi, jumlah siklus, atau bahkan cara menggunakannya. Yang penting, prinsip dasarnya tetap: fokus pada satu tugas dalam satu waktu.

Mungkinkah Ini Menjadi Kunci Sukses di 2025?

Saya ragu untuk mengklaim bahwa teknik ini akan menjadi satu-satunya kunci sukses. Dunia kerja terus berubah, dan kebutuhan setiap orang berbeda. Namun, saya percaya, prinsip yang diajarkan oleh teknik ini---fokus, disiplin, dan jeda---akan selalu relevan.

Mungkin, pada akhirnya, kesuksesan bukan hanya tentang teknik yang kita gunakan, tetapi bagaimana kita memahami diri sendiri dan mengelola waktu dengan bijak. Pertanyaannya, apakah Anda siap mencoba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun