Teknik Pomodoro membantu kita melawan "pencurian waktu" ini. Ketika kita menetapkan waktu 25 menit untuk fokus, kita memaksa otak bekerja tanpa gangguan. Tidak ada multitasking, tidak ada pengecekan notifikasi. Hanya fokus pada satu tugas.
Tapi apakah ini semudah teori? Tidak selalu. Saya sendiri pernah mencoba, dan di awal-awal, sulit sekali untuk benar-benar fokus selama 25 menit. Godaan untuk membuka ponsel atau memikirkan pekerjaan lain masih sering muncul. Namun, seiring waktu, disiplin ini bisa dibangun.
Bagaimana Mengaplikasikan Pomodoro?
Langkah pertama, tentu saja, adalah memilih tugas yang jelas. Jangan mencoba melakukan segalanya sekaligus. Pilih satu pekerjaan spesifik yang bisa dikerjakan dalam 25 menit. Misalnya, menyusun laporan mingguan atau menjawab email penting.
Kedua, atur timer. Anda bisa menggunakan aplikasi di ponsel atau jam biasa. Pastikan timer ini cukup keras untuk memberi tanda ketika waktu habis.
Ketiga, mulai bekerja. Jangan biarkan gangguan menghalangi. Jika ada notifikasi masuk, abaikan. Jika ada ide lain yang muncul, catat di selembar kertas untuk diurus nanti.
Keempat, setelah 25 menit, berhenti. Ambil istirahat pendek, misalnya berjalan-jalan di sekitar ruangan atau sekadar minum air. Jangan tergoda untuk melanjutkan pekerjaan, bahkan jika Anda sedang dalam alur. Istirahat adalah bagian penting dari teknik ini.
Apa Keuntungannya?
Bagi saya, keuntungan terbesar dari teknik ini adalah peningkatan fokus. Ketika kita tahu ada batas waktu, otak kita cenderung bekerja lebih efisien. Selain itu, teknik ini juga membantu mengurangi stres. Dengan memecah pekerjaan menjadi bagian kecil, tugas besar terasa lebih ringan.
Namun, apakah teknik ini cocok untuk semua jenis pekerjaan? Tidak juga. Untuk tugas-tugas kreatif, seperti menulis artikel atau membuat desain, sering kali butuh lebih dari 25 menit untuk masuk ke alur. Dalam kasus seperti ini, saya merasa teknik Pomodoro perlu disesuaikan.
Refleksi Untuk Diri