Sore itu, sambil menyeruput teh hangat, aku dan Diana, teman lamaku, terlibat dalam percakapan yang cukup serius. Topiknya? Kebersihan toilet sekolah.
"Ngomong-ngomong, waktu kamu pilih sekolah buat anak-anak, kebersihan toilet jadi pertimbangan nggak?" tanyaku.
Diana mengangkat alisnya. "Jujur aja, iya. Tapi, aku juga nggak yakin orang lain memikirkannya sepenting itu. Kebanyakan kan lebih fokus sama kurikulum atau prestasi sekolah."
Aku mengangguk, setengah setuju, setengah ragu. "Tapi, menurutku, toilet sekolah itu cerminan kebersihan keseluruhan sekolah. Kalau toiletnya jorok, gimana ruang kelas atau kantinnya?"
Diana tersenyum tipis. "Kamu ada benarnya. Lagipula, toilet itu tempat krusial. Anak-anak kan sering ke sana, apalagi kalau sekolahnya full day. Kebersihan toilet juga soal kesehatan."
Toilet Sekolah dan Faktor Kebersihan
Kami mulai membahas lebih dalam. Diana, yang juga seorang guru, menjelaskan sudut pandangnya.
"Sebagai guru, aku sering lihat kebiasaan anak-anak di toilet. Sebagian besar nggak peduli kebersihan. Bahkan, ada yang buang sampah sembarangan atau nggak flush setelah pakai," katanya, agak frustrasi.
Aku terkejut. "Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab? Guru? Siswa? Atau pengelola sekolah?"
Diana berpikir sejenak. "Sebenarnya, semua pihak harus terlibat. Tapi, tantangan terbesar ada di mendidik siswa soal tanggung jawab pribadi. Kalau guru dan pengelola saja yang berusaha, tanpa dukungan siswa, ya percuma."
Tantangan Menjaga Kebersihan Toilet Sekolah