Saat mereka baru tiba di lokasi wisata pada siang hari, kamu sudah lebih dulu meresapi suasana sepi pagi harinya. Jadi, berpikir sedikit di luar kebiasaan soal waktu bisa jadi kunci.
Manfaatkan teknologi sebaik mungkinÂ
Kita hidup di era digital, jadi sayang sekali jika masih terjebak macet tanpa bantuan teknologi. Banyak aplikasi peta dan navigasi yang bisa membantumu menghindari rute-rute padat.Â
Memanfaatkan aplikasi seperti Google Maps atau Waze tak hanya akan memberitahumu mana jalan yang bebas macet, tapi juga perkiraan waktu tempuh yang lebih akurat.Â
Namun, jangan lupa juga untuk sedikit skeptis---kadang, aplikasi navigasi malah bisa mengarahkan kamu ke rute yang "alternatif" tapi justru jadi lautan kendaraan karena semua orang juga diarahkan ke sana.Â
Teknologi membantu, tetapi jangan terlalu bergantung. Selalu sediakan rencana cadangan. Atau lebih ekstrim lagi, coba liburan tanpa destinasi tetap. Cuma bermodal navigasi dan keinginan untuk berpetualang. Sesekali, keluar jalur itu justru menyegarkan, bukan?
Pilih destinasi anti-mainstream
Ini adalah salah satu tips paling klise, tapi tetap valid: hindari tempat wisata mainstream. Setiap kali libur panjang, destinasi-destinasi populer seperti Puncak, Bali, atau Yogyakarta selalu penuh sesak.Â
Semua orang punya ide yang sama---berlibur ke tempat yang sudah "terkenal." Nah, kenapa tidak mencoba sesuatu yang beda? Pilihlah destinasi yang lebih sepi, atau lebih baik lagi, tempat yang kurang dikenal orang tapi menyimpan pesona tersembunyi.
Di Indonesia, ada banyak destinasi yang belum terjamah turis. Pantai-pantai kecil di Jawa Timur, desa-desa wisata di pelosok Jawa Barat, atau danau-danau di pedalaman Sumatera.Â
Ya, destinasi ini mungkin tidak memiliki resort mewah atau fasilitas wah, tapi di sinilah keindahannya. Kamu bisa menikmati liburan tanpa gangguan ribuan orang lain yang ingin mengambil foto selfie di tempat yang sama. Anti-mainstream itu tidak hanya tentang tempat, tapi juga pengalaman.