Dalam setiap ember diisi biji kopi, masing-masing memiliki papan nama. Dari biji kopi Gayo-Aceh sampai Papua-Blue Baliem. Di dinding, sebagai latar belakang ember itu ada atlas besar Archipelagos Indonesia.
[caption id="attachment_367789" align="aligncenter" width="646" caption="Di depan atlas"]
Dan satu hal yang pasti, di sini yang mereka jual adalah yang terbaik kopi Arabika dari seluruh Indonesia. Bukan kopi Robusta seperti yang biasa kita konsumsi dan membelinya di warung dengan harga seribu persaset.
Selain deretan ember, ada .. tempat di mana para barista beraksi.
Dengan mesin penggiling yang lengkap. Dari penggiling, presser, alat steam untuk membuat busa. semua alat canggih yang menjamin. Sebenarnya kita benar-benar ingin mencicipi kopi yang masih dalam harga promosi. Ada yang kopi tubruk dan Americano. Dan harganya hanya 7.500 rupiah. Ya, jadi sayang sekali waktu itu saya dan keluarga sedang terburu-buru dengan agenda berikutnya.
Akhirnya, sebagai oleh-oleh kami membeli bubuk kopi Bali Kintamani seberat 250 gram dengan harga 50.000 rupiah. Semoga di lain kesempatan saya bisa lebih luang menghabiskan waktu di sini!
[caption id="attachment_367813" align="alignright" width="144" caption="Barista sedang me-grinder biji kopi "]
"Kopi Bali Kintamani ini memiliki rasa asam dan asam seperti buah jeruk. Ya! Orange Bali! rasa kopi yang dihasilkan sangat tergantung pada biji kopi dan biji kopi sangat dipengaruhi oleh tanah di mana ia tumbuh. Di Bali, seperti yang kita tahu, pohon-pohon jeruk yang ditanam yang kemudian terkenal dengan khas keasaman sitrat yang kemudian berpengaruh pada tanaman kopi yang ditanam di sekitarnya. Jika kopi Gayo-Aceh memiliki sedikit rasa seperti debu karena debu tanah, maka Bali agak asam karena tanahnya juga ditanami pohon jeruk "
Salam dari
-Barista Kopi Nusantara, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H