Mohon tunggu...
Yasmin khoirunnisa
Yasmin khoirunnisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

aku siswa MTsN 1 kota Malang. mempunyai hobi 3M (Membaca, Menulis, Menggambar). aku suka baca novel, menulis cerita fiksi, dan menggambar tidak jelas dan sangat random. kalau di kelas aku suka tidak jelas dan kalau belum kenal saya sangat introvert.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ritual

22 Maret 2024   12:38 Diperbarui: 22 Maret 2024   12:48 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Drap Drap Drap

"Sembunyi di sana, cepat!!" 

"Kenapa kita harus memainkan permainan ini?! sudah kubilang aku tidak menyukainya!" 

"Shhh! Sekarang kita tenang dulu...dia hampir datang...."

"Ahhhh! akuydbfOIFYnGRskjfn...laifuwaygmiwghd!" 

"Huft, selamat...untuk sementara waktu kita akan memainkan permainan ini saja...kita harus memenangkan permainan ini"

                                                                                                                                           ***

Beberapa jam yang lalu dua anak perempuan bernama Yuki dan Ruby sedang berjalan pulang sekolah, mereka mengobrol tentang banyak topik yang mereka pikirkan, tiba-tiba Ruby anak yang aktif berhenti dan menarik Yuki untuk berhenti juga.

"Hey, Yuki...mau bermain seperti ritual untuk masuk ke dunia permainan? Aku menemukan permainan menyeramkan kemarin malam"

Ruby mengeluarkan buku yang berisi tentang ritual yang aneh.

"Hmm, untuk ritual aku sih tidak percaya dengan hal seperti itu, tapi...permainan menyeramkan...bukankah kamu tahu sendiri bahwa aku tidak menyukai Game menyeramkan apalagi memainkan secara langsung!" Yuki protes dengan memeluk tubuhnya sendiri, yahh bisa dilihat dia merinding, coba kalian bayangkan kalau kalian masuk ke permainan menyeramkan seperti di Game? Hiii...menyeramkan.

"Ayolah...aku akan menunggumu di rumahku nanti sore" Ruby tersenyum dan pergi ke rumah nya sendiri dan berpisah dengan Yuki. Gadis itu terdiam sebentar lalu pergi ke rumahnya sendiri, saat dia mengganti bajunya di kamar lalu duduk di ranjang tidur nya dia memikirkan apakah dia ikut atau tidak, dia sedikit bingung untuk memutuskan karena Yuki sama sekali tidak menyukai permainan yang menyeramkan.

Beberapa menit dia berpikir tidak terasa bahwa ini sudah menunjukkan pukul setengah tiga yang berarti harus cepat -cepat memutuskan, dia bingung sebentar lalu menghela nafas dan mengambil tas nya dan turun lalu meminta izin kepada ibunya untuk keluar ke rumah Ruby.

"Sampai kapan di rumah Ruby? Ayah akan pulang cepat hari ini, Ayah juga membelikan beberapa makanan dari luar karena sekarang waktunya kita untuk merayakan keluarga kita bukan?" Ibu Yuki melihat ke arah Yuki.

"Aku hanya sebentar, Ibu...mungkin" Yuki mengangkat bahu dan memasang sepatunya.

"Mungkin? apa maksudmu? apa itu akan sangat lama? kalau kamu tidak pulang saat Ibu menjemput mu maka kamu tidak akan mendapatkan makanan apapun" Ibu Yuki melihat Yuki sekali lagi dengan tatapan tegas.

"Apa?! Oh baiklah...aku akan pulang cepat" Yuki keluar dari rumah nya dan berjalan menuju rumah Ruby, dia sedikit cemas tapi mencoba untuk melupakannya. Selang beberapa menit Yuki sampai di depan rumah Ruby lalu menekan bel rumah nya. Tiba-tiba keluar sosok gadis cantik berlari menuju Yuki.

"Oh akhirnya kamu datang!! aku sudah lama menunggumu!"

"Sudah lama? tapi kamu bilang kalau kita akan bertemu sore kan? ini masih setengah tiga, Ruby! Aku datang lebih awal!" Yuki melihat Ruby dengan tatapan yang kesal.

"Haha...maafkan aku Yuki, aku hanya bersemangat untuk melakukan ritual itu" Jawab Ruby sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalau begitu ayo masuk! aku sudah menemukan beberapa barang untuk melakukan ritual" Ruby menarik tangan Yuki untuk masuk ke dalam rumahnya, Mereka berdua masuk ke dalam kamar Ruby dan duduk di lantai.

"Lihat, Yuki! Aku menemukan alat untuk memulai ritual nya!" Ruby memperlihatkan alat nya.

"Hmm apakah kamu sudah mempelajarinya?" Yuki mengambil buku ritual di samping Ruby.

"Iya...ini sangat mudah" Ruby memulai membuat seperti yang ada di buku ritual, beberapa menit kemudian Ruby selesai membuat ritualnya dan mengambil buku nya.

"Ayo kita mulai ritual nya, Yuki...sebelum itu aku akan memilih permainan nya" Ruby membuka buku ritual di halaman mantra dan mulai untuk membaca mantra sekaligus mengucapkan permainan yang akan di mainkan oleh mereka berdua. Tiba-tiba kamar Ruby gelap dan hampir seperti tidak ada cahaya sedikitpun. 

"AAAA!" Tiba-tiba Yuki terduduk di tanah dan terlihat ketakutan.

"Yuki ada apa?!"

"i-itu....m-monster!" 

bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun