"Ayolah...aku akan menunggumu di rumahku nanti sore" Ruby tersenyum dan pergi ke rumah nya sendiri dan berpisah dengan Yuki. Gadis itu terdiam sebentar lalu pergi ke rumahnya sendiri, saat dia mengganti bajunya di kamar lalu duduk di ranjang tidur nya dia memikirkan apakah dia ikut atau tidak, dia sedikit bingung untuk memutuskan karena Yuki sama sekali tidak menyukai permainan yang menyeramkan.
Beberapa menit dia berpikir tidak terasa bahwa ini sudah menunjukkan pukul setengah tiga yang berarti harus cepat -cepat memutuskan, dia bingung sebentar lalu menghela nafas dan mengambil tas nya dan turun lalu meminta izin kepada ibunya untuk keluar ke rumah Ruby.
"Sampai kapan di rumah Ruby? Ayah akan pulang cepat hari ini, Ayah juga membelikan beberapa makanan dari luar karena sekarang waktunya kita untuk merayakan keluarga kita bukan?" Ibu Yuki melihat ke arah Yuki.
"Aku hanya sebentar, Ibu...mungkin" Yuki mengangkat bahu dan memasang sepatunya.
"Mungkin? apa maksudmu? apa itu akan sangat lama? kalau kamu tidak pulang saat Ibu menjemput mu maka kamu tidak akan mendapatkan makanan apapun" Ibu Yuki melihat Yuki sekali lagi dengan tatapan tegas.
"Apa?! Oh baiklah...aku akan pulang cepat" Yuki keluar dari rumah nya dan berjalan menuju rumah Ruby, dia sedikit cemas tapi mencoba untuk melupakannya. Selang beberapa menit Yuki sampai di depan rumah Ruby lalu menekan bel rumah nya. Tiba-tiba keluar sosok gadis cantik berlari menuju Yuki.
"Oh akhirnya kamu datang!! aku sudah lama menunggumu!"
"Sudah lama? tapi kamu bilang kalau kita akan bertemu sore kan? ini masih setengah tiga, Ruby! Aku datang lebih awal!" Yuki melihat Ruby dengan tatapan yang kesal.
"Haha...maafkan aku Yuki, aku hanya bersemangat untuk melakukan ritual itu" Jawab Ruby sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kalau begitu ayo masuk! aku sudah menemukan beberapa barang untuk melakukan ritual" Ruby menarik tangan Yuki untuk masuk ke dalam rumahnya, Mereka berdua masuk ke dalam kamar Ruby dan duduk di lantai.
"Lihat, Yuki! Aku menemukan alat untuk memulai ritual nya!" Ruby memperlihatkan alat nya.