Mohon tunggu...
Yasmin khoirunnisa
Yasmin khoirunnisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

aku siswa MTsN 1 kota Malang. mempunyai hobi 3M (Membaca, Menulis, Menggambar). aku suka baca novel, menulis cerita fiksi, dan menggambar tidak jelas dan sangat random. kalau di kelas aku suka tidak jelas dan kalau belum kenal saya sangat introvert.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Primadona Sekolah (8)

19 Maret 2024   19:24 Diperbarui: 19 Maret 2024   19:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Daniel menekan sesuatu yang ada di leher Riana, Riana hanya berdiri mematung.

"A-apa yang kamu lakukan Daniel?" Riana menatap ke arah Daniel.

"Hmmm, mungkin bukti ini akan cukup saat acara sekolah besok tuan Molan" Daniel melihat ke arah pak Molan.

"Ya...mungkin saja, tapi aku berharap begitu..." Riana semakin bingung dan memiringkan kepalanya.

"Apa itu adalah alat yang kamu pasang, Daniel?"

"Ya...kamu benar, Riana...dan aku harap video dan audio di sana dapat membuktikan bahwa Akira bersalah" Daniel tersenyum dan membuka laptop nya kembali lalu memperlihatkan aplikasi yang tersambung kepada alat yang ada di leher Riana.

"Baiklah kalau begitu...aku akan kembali ke kelas ku dahulu" Riana membalikkan badannya dan berjalan ke kelasnya. Yahhhh seperti biasa, para siswa mulai membulinya terus menerus bahkan Akira yang menjadi kompor dari semua ini, Daniel melihat dari jauh dan melindungi Akira untuk menjalankan rencana mereka bertiga. 

Beberapa hari kemudian Riana di panggil kembali oleh Daniel untuk pergi ke ruang OSIS. Saat Riana masuk ke ruang OSIS alangkah terkejutnya bahwa banyak guru yang sedang duduk di sana beserta anggota OSIS yang lainnya, mereka melihat Riana dengan tatapan yang tajam dan benci bahkan marah.

"Silahkan duduk di samping saya Riana" Kata pak Molan sambil menepuk kursi di sebelahnya.

"Baiklah...sebagai ketua OSIS saya akan memulai rapat tentang acara sekolah yang akan kita mulai besok malam" Daniel mengetuk meja dan melihat beberapa lembar dokumen dan memulai rapatnya. Selang beberapa menit Daniel membuka sesi pertanyaan dan saran, banyak huru yang angkat tangan untuk bertanya dan pak Molan adalah guru terakhir yang mengangkat tangannya.

"Saya ingin memberi saran untuk acara besok, mungkin ini tidak perlu meminta pendapat anak-anak di kelas karena mereka pasti akan menyetujuinya." Pak Molan berkata sambil melihat ke arah Riana.

"Tentu Pak, silahkan..." 

"Saya ingin Riana maju ke depan dan meminta maaf kepada Akira atas semua kesalahannya dan mungkin kita akan memberi tahu kepada wali murid video saat Riana mencelakai Akira jika mereka tidak menyetujui nya" mata Riana melebar dan menunduk dalam-dalam, para guru berpikir lalu mengangguk setuju.

"Ya! Kita harus melakukannya, Riana harus meminta maaf kepada Akira di depan banyak orang saat acara sekolah nanti." salah satu guru berkata dengan tegas sambil melihat ke arah Daniel.

"Baiklah...aku akan mengatus itu..Pak Molan, ambil beberapa bukti untuk menampilkan saat acara nanti dan baiklah untuk semuanya, rapat kali ini sukses dan terimakasih atas kerjasama nya, teruntuk anggota OSIS biarkan aku, pak Molan dan Riana saja yang akan membersihkan ruangan OSIS ini" Daniel tersenyum dan melihat semua orang keluar dari ruangan kecuali pak Molan dan Riana, Riana langsung berdiri dan mengambil sapu tanpa bicara dan membersihkan ruang OSIS dengan cepat tanpa berbicara, Daniel dan juga pak Molan pun membersihkan ruangan dengan cepat hingga beberapa menit kemudian Riana selesai membersihkan dan bergegas pergi keluar ruangan.

"Riana-!" Daniel yang ingin berbicara terputus karena Pak Molan memegang lengannya.

"Beri dia waktu, Daniel...dia tertekan sekali" Pak Molan melanjutkan membersihkan ruangan OSIS. Riana masuk ke kelasnya dan tersiram seember air di atas nya tapi dia sudah terbiasa dengan itu, Riana tidak membersihkannya dan langsung berlari ke rumahnya dengan pakaian yang basah, Daniel yang melihat Riana seperti itu dia sedikit merasa bersalah, dia mengepalkan tangannya dan pulang ke rumahnya bersama pak Molan.

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun