Mohon tunggu...
ERA SOFIYAH
ERA SOFIYAH Mohon Tunggu... Penulis - AKU ADALAH AKU BUKAN KAMU DIA ATAU MEREKA, KITA ADALAH SATU DAN KAMI BERSAUDARA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

AKU ADALAH AKU BUKAN KAMU DIA ATAU MEREKA, KITA ADALAH SATU DAN KAMI BERSAUDARA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjaring Agropreneur Muda, Membidik Indonesia Sejahterah dari Pinggiran Desa

22 Mei 2019   09:17 Diperbarui: 22 Mei 2019   11:12 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BPS juga mencatat penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) 0,21 persen pada Ma­ret 2019 dibanding dengan Februari 2019. Penu­runan itu berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 33 provinsi di Indonesia. NTP merupakan indikator daya beli karena dapat melihat tingkat kemampuan petani menukar produk pertaniannya menjadi barang dan jasa yang dikonsumsi maupun digunakan kembali dalam biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Sumber: BPS 
Sumber: BPS 

Tatkala menggarap sawah menjadi begitu melelahkan dengan hasil yang tak mencukupi, tak mengherankan banyak petani memilih berpasrah dan menyerahkan lahan pada pengembang.  Pun, hal ini membuat sektor pertanian menjadi tidak begitu menarik bagi angkatan kerja. 

https://twitter.com/hashtag/pembangunanpedesaan?src=hash
https://twitter.com/hashtag/pembangunanpedesaan?src=hash

Dalam beberapa permasalahan umum yang dijelaskan di atas, dapat dikatakan bahwa pertanian pangan di Indonesia telah pada level yang begitu mengkhawatirkan. Gambaran masalah tersebut telah menjauhkan cita-cita Indonesia tidak hanya mencapai swasembada pangan, tetapi menuju kemandirian dan kedaulatan pangan. Maka dari itu, regenerasi penerus pelaku pertanian harus disiapkan secara masif dan integral. Menilai kembali bagaimana SDM muda pertanian dan peran yang dapat dimainkan adalah upaya vital yang sangat secara potensial dan aktual dalam memberikan jawaban terhadap persoalan-persolan pertanian, produksi, maupun daya saing serta kedaulatan pangan.

Regenerasi akan diharapkan memberikan "energi' baru, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Bersifat fisik terkait dengan kebutuhan umur produktif yang secara jasmaniah mampu menopang kerja-kerja fisik dalam usaha tani. Bersifat non fisik terkait dengan kemampuan belajar untuk selanjutnya melakukan adopsi inovasi dalam menjalankan usaha tani. Kemampuan belajar terus menerus dan penguasaan terhadap teknologi khususnya dalam pemanfaatan teknologi informasi akan berdampak positif bagai peningkatan daya saing petani. Generasi muda yang tidak subsisten seperti generasi tua tetapi yang siap memiliki mental baja, tekat yang kuat, dan mewarisi jiwa kewirausahaan. Sehingga istilah yang cocok buat mereka adalah seorang agropreneur.

Berbagai dukungan dan kebijakan yang diberikan kepada agropreneur muda agar tertarik menggeluti pertanian akan efektif jika sektor pertanian dapat menghasilkan cukup pendapatan guna membiayai hidup keluarga, tersedia sumber daya dasar seperti tanah, modal, pelatihan, alat bertani, dan pasar, serta hasil karya mereka dihargai oleh masyarakat dan pemerintah.  Operasional dari kebijakan tersebut dapat direfleksikan dalam bentuk :

(a) menyediakan akses bagi pemuda tani atas kepemilikan atau hak pemanfaatan lahan; 

(b) menyediakan program pertanian secara terintegrasi dengan layanan pendukung lainnya,termasuk pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, pelatihan kepemimpinan, kredit, teknologi, input pertanian, teknologi dan perlengkapan tepat guna, subsidi, asuransi, dan pasar; 

(c) memberikan peluang bagi pemuda tani untuk saling belajar, berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan dan perumusan kebijakan; 

(d) meningkatkan infrastruktur di daerah perdesaan, dan memberikan jaminan dan perlindungan sosial bagi petani muda; 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun