Segala tindakan yang ditunjukkan oleh seorang karyawan dari lingkungan asalnya dan diterapkan terhadap karyawan lainnya dan lingkungannya disebut perilaku kerja (Raynaldo & Hadi, 2016). Namun, Umam (2012:24), menyatakan bahwa "Perilaku didefinisikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta segala sesuatu yang dilakukan manusia, misalnya kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik bekerja dengan giat atau dengan orang lain, bertukar pendapat, baik menerima atau menolak pendapat orang lain" .
Menurut Maulana (2012), perilaku kerja karyawan adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap pekerjaannya. Ini termasuk tindakan, sikap, dan persepsi seseorang terhadap pekerjaannya, kondisi kerja yang dialami di tempat kerja, dan bagaimana pimpinan memperlakukan karyawan itu sendiri. Menurut Bryson (2003: 41), empat indikator berfungsi sebagai tolak ukur perilaku kerja:
- Kemampuan berhubungan sosial (cooperatives-social skill) - ini berarti bahwa pekerja harus menggunakan kemampuan sosial mereka untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
- Kualitas pekerjaan (work quality) - para pekerja harus menunjukkan kualitas kerja yang baik agar mereka dapat diakui dan dihargai oleh atasan atau teman sekerja mereka.
- Kebiasaan Kerja (work habits) : Ada hubungan antara kebiasaan kerja dan perilaku positif dan negatif di tempat kerja.
- Personal presentation (pengendalian diri): Kemampuan seseorang untuk mengontrol diri dan menunjukkan profesionalisme dalam bekerja, atau dengan kata lain, kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosinya saat bekerj
- Menurut Prasetyo (2011), perilaku kerja yang dimiliki oleh pekerja dapat diidentifikasi dengan menilai indikator berikut:
- Motivasi (motivation), motivasi adalah dorongan untuk serangkaian proses perilaku manusia untuk mencapai tujuan;
- Produktivitas (productivity), produktivitas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk menghasilkan sesuatu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien;
- Tanggung jawab (responsibility) - Tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun tidak di sengaja.
- Kerja keras (work hard) - kerja keras adalah kegiatan kerja yang dilakukan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal kata lelah dan tidak menyerah hingga mencapai tujuan yang diinginkan.
PERILAKU KERJA KARYAWAN DI PT. XYZ Â PASURUAN.
Berdasarkan  indikator sebagai tolak ukur perilaku kerja menurut Bryson (2003: 41), bahwa perilaku kerja karyawan di PT. XYZ Pasuruan dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Kemampuan berhubungan sosial (cooperatives-social skill.Â
Bahwa karyawan PT.XYZ Pasuruan  dituntut harus memiliki kompetensi sesuai skill matric setiap jabatan. Standar skill matric terdiri dari technical skill dan soft skill.  Cakupan dari soft skill antara lain adalah kemampuan beradaptasi, kemampuan bekerjasama dengan tim, dan kemampuan social atau berinteraksi dengan karyawan lainnya. Karyawan yang memiliki kempuan social tinggi akan mudah beradaptasi dengan lingkungan kerjanya dan juga mudah berinteraksi atau berkomunikasi dengan karyawan lainya sehingga proses penyelesaian masalah akan lebih mudah karena karyawan tersebut mampu menggunakan sumber daya yang ada untuk meneyelesaikan masalah. Dalam meningkatkan kemampuan berhungungan social, perusahaan menyelenggarakan program engagement antara lain setaip manajer harus melakukan bonding team minimal sebulan sekali, kagiatan senam pagi bersama setip hari jumat, kegiatan sarasehan atau  two way communication  antara karyawan dengan pimpinan perusahaan, kegiatan olah raga bersama, dan kegiatan rekreasi setiap tahun sekali, kegiatan. Kegiatan engagement tersebut bertujuan agar masing-masing karyawan dapat menjalin hubungan sosial dengan karyawan lainnya.Â
- Kualitas pekerjaan (work quality).
Selain dituntut harus memiliki soft skill, karyawan juga harus memiliki technical skill. Karyawan yang memiliki technical skill yang tinggi akan  menghasilkan kualitas kerja yang tinggi. Karyawan dengan technical skill tinggi akan dapat menyelesaikan trouble shooting dengan baik, bekerja dengan teliti dan sesuai standar prosedur kerja. Dengan demikian hasil  kesalahan kerja dapat diantisipasi dengan baik dan menghasilkan hasil kerja yang berkualitas. Untuk bekerja dengan dengan hasil yang berkualitas,  pekerja harus menunjukkan kualitas kerja yang baik agar mereka dapat diakui dan dihargai oleh atasan atau teman sekerja mereka.
- Kebiasaan kerja (work habbits).
Kebiasaan kerja erat hubungannya dengan perilaku positif maupun negatif dari karyawan. Upaya PT. XYZ Pasuruan dalam menciptakan kebiasaan kerja (work habbits) adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan tentang perilaku posotif di tempat kerja, menetapkan tata tertib perusahaan yang mengatur pentingnya perilaku karyawan yang positif. Perilaku negatif karyawan dapat diberikan sanksi. Selain itu juga dilaksanakannya kegiatan informal karyawan seperti  kegiatan olah raga karyawan, kegiatan pengajian  yang bertujuan untuk menciptakan perilaku positif karyawan.
- Pengendalian diri (personal presentation).
Merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol diri dan menunjukkan profesionalisme dalam bekerja, atau dengan kata lain, kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosinya saat bekerja. Pengendalian diri karyawan erat hubungannya dengan tingkat kematangan atau kedewasaan karyawan. Upaya  yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kedewasaan atau pengendalian diri karyawan adalah dengan melakukan mengukur tingkat kedewasaan karyawan kemudian melakukan mapping . Karyawan yang  memiliki tingkat kedewasaan rendah dilakupan pendekatan denga metode coaching dan mentoring. Selain itu juga dilakukan pelatihan informal yang bertujuan membentuk tingkat kedewasaan karyawan.
- Perilaku kerja karyawan PT. XYZ Pasuruan bila dilihat dari indikator perilaku kerja menurut Prasetyo (2011),dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Motivasi (motivation).
Untuk mencapai hasil kerja yang ditinggi  harus didukung oleh karyawan  yang memiliki motivasi kerja yang tinggi. Upaya perusahsaan dalam meningkatkan motivasi kerja adalah dengan melakukan  berbagai langkah antara lain dengan menciptakan suasana kerja yang nyaman dengan program Nice Place to Create yaitu dengan program pemberian best employee, informal gathering antara karyawan dengan manajemen, ruang kerja aman dan nyaman ( tidak bising, tidak panas, dan tidak berdebu), rekreasi karyawan, kegiatan peringatan hari besar nasional dan hari besar keagamaan, dan termasuk program equity terkait kompensasi kepada karyawan yaitu menjamin tidak ada karyawan yang dibayar dibawah standar skala upah untuk setiap jabatan. Dengan program ini dapat meningkatkan motivasi kerja bagi karyawan.
- Produktivitas (productivity).
Sikap produktivitas (productivity) ditunjukkan melalui: Karyawan mampu mengemban dan melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan pembagian tugas dan penempatan kerja yang tepat, agar pekerjaan tersebut mampu berjalan efektif dan efisien.
Beberapa dari karyawan memiliki  perhatian yang lebih untuk selalu serius dalam bekerja, sehingga karyawan tersebut mampu mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan, contohnya seperti salah satu karyawan diberikan tugas untuk menyelesaikannya dalam jangka waktu satu bulan, pada akhirnya mampu diselesaikan dalam waktu satu minggu.