Mohon tunggu...
Yasir Muhyi
Yasir Muhyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi 18 Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN BTV 3 Kelompok 01 Gencarkan Program Toko Kelontong Tangguh Pandemi Covid-19

29 Agustus 2021   18:56 Diperbarui: 9 September 2021   09:13 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Sosialisasi Protokol Kesehatan Covid-19 (Dokpri)

Banyuwangi, Jatim - Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti ini, Universitas Jember tetap melaksanakan KKN dengan konsep Back to Village. KKN Back to Village merupakan KKN yang dilaksanakan mahasiswa di tempat tinggal masing-masing. Hal ini didasari oleh kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan kasus yang masih tinggi. 

KKN Back to Village Universitas Jember sampai saat ini sudah memasuki periode ketiga. Kegiatan KKN Back to Village periode ketiga kali ini dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus -- 09 September 2021. Meskipun dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19, KKN Back to Village dilaksanakan dengan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Salah satu mahasiswa yang ambil bagian dari KKN Back to Village ketiga ini adalah Yasir Muhyi. Mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, di bawah dosen pembimbing lapang bapak Edy Hariyadi, S.S., M.Si.

Pada kegiatan KKN Back to Village ketiga ini, ia mengambil tematik mengenai "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19." Ia beralasan bahwa dengan situasi pandemi Covid-19 seperti ini, sangat memukul pendapatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bahkan sampai ada yang gulung tikar. 

Salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang merasakan imbas dari pandemi Covid-19 ini adalah usaha toko kelontong. Dengan melihat kondisi toko kelontong di sekitar rumahnya, tepatnya di Dusun Krajan, Desa Kaotan, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. 

Yasir merasa toko kelontong tersebut perlu diperhatikan supaya tetap bertahan di masa pandemi Covid-19. Dengan program kerjanya yaitu "Inovasi Penguatan Toko Kelontong di Masa Pandemi Covid-19 Sebagai Pemulihan Ekonomi." Ia yakin bisa membantu menjawab persoalan yang dihadapi oleh pelaku usaha toko kelontong di masa pandemi.

Toko kelontong yang menjadi sasaran program kerjanya adalah toko firdaus milik dari ibu Sri. Salah satu kegiatan yang ia gencarkan adalah sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan. Kegiatan ini penting dilakukan, mengingat toko kelontong menjadi tempat pertemuan banyak orang. 

Kebiasaan masyarakat yang sering abai atau lalai dalam menjalankan prtokol kesehatan saat berbelanja di toko kelontong ataupun ketidaksiapan pelaku usaha toko kelontong untuk menyediakan fasilitas penunjang protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dan sebagainya. 

Menjadi hal yang sangat riskan, dan bisa jadi menjadi tempat penularn Covid-19. Oleh karena itu, ia sebagai bagian dari agen perubahan, ingin mengajak pedagang toko kelontong untuk mengubah perilaku dan mengubah kebiasaan lama menuju kebiasaan baru dalam menjalankan usahanya.

Di dalam sosialisasi mengenai protokol kesehatan, Yasir menjelaskan bahwa Covid-19 merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan oleh keluarga Coronavirus yang menyerang sistem pernapasan dan menular dari manusia ke manusia. Seperti yang diketahui, Covid-19 telah memakan korban jiwa yang luar biasa. 

Selanjutnya, ia juga memapaparkan apa itu protokol kesehatan. Ia mengatakan bahwa protokol kesehatan merupakan suatu aturan yang dibuat untuk diatati semua pihak, dengan tujuan agar dapat beraktivitas secara aman dan nyaman di masa pandemi Covid-19.

Di samping itu ia juga, menjelaskan keuntungan dan manfaat menerapkan protokol kesehatan pada usaha toko kelontong. Menurut Yasir terdapat beberapa keuntungan apabila pedagang toko kelontong menerapakan dan taat terhadap protokol kesehatan. 

Pertama, dengan adanya protokol kesehatan akan menjamin keselamatan jiwa, baik dari pedagang maupun pembeli atau konsemun. Kedua, uasaha akan tetap beroperasi tanpa adanya sanksi atau penindakan dari pihak berwenang karena sudah mengikuti protokol keehatan yang sesuai dan benar. 

Ketiga, sebagai media sosialisasi secara tidak langsung kepada pembeli atau pelanggan untuk selalu taat dan menerapkan protokol kesehatan dimanapun berada.

Setelah melakukan sosialisasi terhadap sasarannya, ia langsung menempelkan poster himbauan yang dipasang didepan toko firdaus. 

Poster ini berisikan mengenai himbaun untuk mengenakan masker saat berbelanja, mencuci tangan sebelum berbelanja, dan poster hidup sehat dimasa pandemi Covid-19 seperti mengkonsumsi sayur dan buah, rajin berolahraga, dan istirahat cukup. 

Tidak hanya itu saja, dengan memanfaat wadah yang sudah tidak digunakan lagi, ia menyulapnya menjadi tempat cuci tangan untuk ditempatkan didepan toko kelontong sasarannya. 

Dengan adanya poster dan tempat cuci tangan tersebut, ia berharap pembeli ataupun pelanggan yang berbelanja ditoko sasarannya untuk selalu memakai masker dan mencuci tangan terlebih dulu sebelum berbelanja.

Gambar 2. Pemasangan Poster (Dokpri)
Gambar 2. Pemasangan Poster (Dokpri)

Gambar 3. Pembeli Cuci Tangan Sebelum Berbelanja (Dokpri)
Gambar 3. Pembeli Cuci Tangan Sebelum Berbelanja (Dokpri)

Disamping itu, melihat kondisi barang yang kurang rapi pada toko kelontong. Yasir juga memberikan beberapa pendapatnya kepada sasaran untuk melakukan penataan barang kembali. Bersama dengan sasaran, ia menata kembali barang-barang yang ada di etalase toko untuk ditata supaya telihat rapi. Dengan kondisi fisik toko yang rapi, juga akan menambah minat pembeli untuk datang berbelanja. 

Tidak hanya sekedar sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan Covid-19 saja. Yasir juga melakukan pengenalan transaksi digital kepada sasaranya. Hal ini dirasa penting oleh Yasir, karena pada masa pandemi seperti ini, aktivitas masyarakat masih sangat terbatas terutama dalam situasi PPKM. 

Namun di sisi yang lain, digitalisasi menjadi suatu hal yang penting dilakukan karena platform digital semakin digemari dan disukai oleh masyarakat luas. Dengan memperkenalkan transaksi digital, akan mendorong UMKM seperti usaha toko kelontong untuk terus survive di era kenormalan baru.

Gambar 4. Pengenalan Transaksi Digital (Dokpri)
Gambar 4. Pengenalan Transaksi Digital (Dokpri)

Dalam mendukung transaksi digital ini, Yasir memperkenal sebuah aplikasi kasir yang berbasis android yaitu aplikasi kasir pintar. Aplikasi ini diciptakan untuk mendukung kemudahan-kemudahan bertransaksi dengan dilengkapi berbagai fitur yang dibutuhkan dalam dunia usaha. 

Dengan melihat kondisi, toko kelontong yang masih belum menggunakan teknologi digital. Yasir mencoba menawarkan sebuah inovasi baru, yang mana aplikasi ini akan memudahkan sasaran dalam mengelola usahanya. Sebab pada aplikasi kasir pintar ini, mempunyai berbagai kelebihan seperti dapat melihat produk yang terjual, melihat laporan pendapatan dan kerugian.

Dalam kegiatan ini, Yasir juga memperkenalkan media sosial sebagai media pemasaran secara digital pada usaha toko kelontong. Pada era pandemi Covid-19 seperti ini. Ia menuturkan bahwa peran media sosial sangat penting karena dapat mendorong ekosistem ekonomi berkelanjutan di masa pandemi. Pada sasarannya, ia memperkenalkan media sosial WhatsApp bisnis sebagai media pemasaran secara online. Ia bersama sasaran memilih WhatsApp bisnis ini karena pada umumnya masyarakat telah banyak menggunakan aplikasi ini. Sehingga masyarakat akan mudah mengakses, terutama untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dengan penggunaan media sosial WhatsApp ini, ia berharap bisa mengoptimalkan penjualan toko kelontong sasarannya.

Hal ini pun direspon positif oleh ibu Sri selaku sasaran. Ia merasa terbantu dengan program KKN Back to Village yang dilaksanakan oleh Yasir ini. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Yasir karena telah dibantu untuk menyediakan tempat cuci tangan dan poster himbaun protokol kesehatan Covid-19 dan mengenalkannya apa itu transaksi digital serta mendampingi dalam melakukan pemasaran secara online melalui media sosial WhatsApp bisnis. 

Dengan hal itu, ibu Sri berharap dengan adanya protokol kesehatan di usahanya akan membantu memotong persebaran Covid-19 sekaligus memulihkan kembali usahanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun