Untuk memahami mengapa kritik bisa melukai, kita perlu melihat dari sudut pandang orang yang dikritik. Ketika seseorang mendengar kritik, mereka bukan hanya mendengar kata-kata, tetapi juga merasakan emosi di baliknya. Kritik tanpa dukungan terasa seperti serangan, bukan pembelajaran.
Dengan memahami pentingnya dukungan dalam kritik, kita bisa mulai menyampaikan kritik dengan cara yang lebih membangun dan menciptakan hubungan yang lebih kuat.
Tiga kebiasaan ini---menyalahkan, mengomeli, dan mengkritik tanpa dukungan---sering kali dilakukan tanpa kita sadari. Dengan lebih memahami bagaimana kebiasaan-kebiasaan ini memengaruhi hubungan dalam keluarga, kita bisa belajar untuk lebih bijak dalam berinteraksi.
Hubungan keluarga yang harmonis tidak dibangun dalam sehari, tetapi dengan langkah-langkah kecil untuk memahami satu sama lain, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, penuh kasih, dan saling mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H