Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya lebih suka mengkritik kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak baik dan seharusnya kita rubah menjadi kebiasaan yang lebih baik seperti bangsa Eropa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengapa Agama Harus Dekat dengan Realitas Kehidupan?

4 Desember 2024   12:56 Diperbarui: 4 Desember 2024   13:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari: chatgpt.com (AI) 

Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak memperumit agama dengan mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Sebaliknya, kita diajak untuk mengambil jalan tengah yang mendukung kemudahan dan manfaat bagi kehidupan kita.

3. Islam adalah Agama Kemudahan, Bukan Kesulitan

Salah satu prinsip mendasar dalam Islam adalah bahwa agama ini diturunkan untuk memudahkan umat manusia, bukan untuk menyulitkan mereka. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada seorang pun yang mempersulit agama ini kecuali ia akan kalah."

Jika kita terlalu terfokus pada hal-hal yang kaku, seperti memperdebatkan panjang celana atau menilai seseorang hanya dari ritual ibadahnya, kita justru melupakan esensi Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."

Dengan demikian, fokus kita seharusnya adalah pada bagaimana kita dapat memberikan kontribusi positif kepada sesama, bukan sekadar pada aspek-aspek superfisial yang tidak relevan.

4. Pentingnya Keseimbangan dalam Agama

Islam mengajarkan kita untuk hidup seimbang antara dunia dan akhirat. Tidak ada larangan untuk menjadi kaya, memiliki banyak rumah, atau menikmati hiburan, selama hal tersebut dilakukan dalam koridor yang benar. Bahkan, dengan memiliki kekayaan, kita bisa lebih banyak membantu orang lain, seperti bersedekah, membangun fasilitas umum, atau mendukung pendidikan.

Mengabaikan kebutuhan dunia dengan alasan akhirat adalah bentuk pengingkaran terhadap realitas. Faktanya, kita hidup di dunia dengan segala dinamikanya, dan kita harus menghadapi tantangan tersebut dengan bijak. Tidak ada alasan untuk menganggap bahwa bekerja keras atau mencari informasi adalah sesuatu yang kurang penting. Justru hal-hal tersebut adalah bagian dari ibadah, karena niatnya adalah untuk kebaikan.

Kesimpulan
Pandangan yang memisahkan dunia dan akhirat secara kaku adalah pandangan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Islam mengajarkan kita untuk menjalani kehidupan dunia dengan sebaik-baiknya, sembari tetap mengingat akhirat sebagai tujuan akhir. Tidak ada yang salah dengan bekerja keras, mencari kekayaan, atau menikmati hidup, selama itu dilakukan dengan cara yang benar dan tidak melupakan kewajiban kita kepada Allah.

Mari kita tinggalkan pola pikir yang kaku dan membatasi. Sebaliknya, marilah kita mengedepankan pola pikir yang seimbang dan relevan dengan realitas kehidupan. Islam adalah agama yang memudahkan, bukan agama yang membebani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun