5. Politik Identitas yang Memanfaatkan Isu Agama
Terakhir, politik identitas yang menggunakan isu agama untuk mendapatkan dukungan juga menjadi salah satu pemicu konflik agama. Beberapa pihak menggunakan isu agama sebagai alat untuk memecah belah atau menggerakkan massa demi kepentingan politik tertentu. Sentimen keagamaan yang digerakkan dengan cara ini tidak hanya membangkitkan emosi masyarakat, tetapi juga memperkuat polarisasi yang dapat menyebabkan konflik horizontal.
Kesimpulan
Meningkatnya konflik agama di zaman sekarang bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa sebab. Sikap berlebihan terhadap agama, kurangnya pemahaman kritis, pola asuh otoriter, dan kecenderungan untuk tidak menggunakan akal dalam memahami agama adalah beberapa faktor yang memperbesar risiko konflik. Selain itu, rendahnya toleransi, dampak globalisasi, serta manipulasi politik identitas turut memperparah keadaan. Di era globalisasi yang mempercepat penyebaran informasi, penting bagi kita untuk memahami ajaran agama dengan lebih bijak dan tidak terpancing pada pandangan yang sempit atau kaku. Agama semestinya menjadi sumber kedamaian dan persatuan, bukan alasan untuk memicu konflik atau perpecahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H