6. Kurangnya Teguran atau Kontrol Sosial
Di beberapa lingkungan, kontrol sosial terhadap perilaku yang mengganggu bisa sangat lemah. Misalnya, tetangga yang terganggu oleh kebisingan mungkin memilih untuk tidak menegur pelakunya karena takut hubungan mereka menjadi tidak harmonis. Hal ini mengakibatkan pelaku merasa bahwa tindakan mereka bisa diterima, dan akhirnya mereka terbiasa dengan perilaku tersebut. Sering kali, tanpa teguran yang membangun, seseorang tidak menyadari bahwa tindakannya sebenarnya merugikan orang lain.
7. Kurangnya Refleksi Diri
Orang yang sering mengabaikan perasaan orang lain mungkin jarang merefleksikan tindakan mereka. Kebiasaan untuk merenungkan dampak dari tindakan pribadi terhadap orang lain bisa sangat membantu dalam membangun kesadaran sosial. Sayangnya, banyak yang terbiasa melakukan sesuatu secara spontan tanpa berpikir panjang, dan akibatnya, mereka cenderung abai pada efek negatif dari tindakan mereka.
Menumbuhkan Kesadaran akan Kepentingan Bersama
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya empati, kepedulian sosial, dan saling menghormati bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti menghormati waktu istirahat tetangga, menjaga ketertiban umum, atau berpikir sebelum bertindak. Lingkungan yang saling menghargai akan menciptakan kenyamanan yang lebih baik bagi semua orang.
Menumbuhkan perilaku peduli dan saling menghormati juga bisa dipupuk sejak dini, melalui pendidikan dan contoh yang baik dari orang tua maupun tokoh masyarakat. Selain itu, memiliki empati terhadap orang lain akan membuat hidup menjadi lebih damai dan hubungan antarwarga menjadi lebih harmonis.
Penutup
Mengabaikan perasaan orang lain mungkin memberikan kepuasan sesaat, tetapi sering kali berdampak negatif pada hubungan sosial dan kualitas hidup di masyarakat. Dengan meningkatkan empati, kesadaran sosial, dan refleksi diri, kita bisa membangun lingkungan yang lebih baik dan harmonis. Sesederhana menghormati orang lain, kita sebenarnya ikut berperan dalam menjaga ketenangan dan kebahagiaan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H