Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mengajarkan berfikir kritis untuk masyarakat indonesia, dan berbagi pengetahuan lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah Alasan Mengapa Banyak Orang Mengabaikan Perasaan Orang Lain

28 Oktober 2024   04:53 Diperbarui: 28 Oktober 2024   05:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar orang yang memutar musik keras ( Dari:chatgpt.com )

Di kehidupan sehari-hari, kita pasti sering menjumpai orang-orang yang tampak tak peduli pada perasaan atau kenyamanan orang lain. Mulai dari tetangga yang memutar musik keras hingga larut malam, pengguna jalan yang menerobos antrean tanpa memikirkan orang lain, hingga orang-orang yang melontarkan komentar kasar tanpa memperhatikan dampaknya. Meskipun mungkin mereka mengerti bahwa tindakan seperti itu dapat mengganggu, tetap saja banyak yang seolah tidak peduli. Apa yang sebenarnya melatarbelakangi perilaku ini?

1. Kurangnya Empati dan Kesadaran Sosial

Salah satu alasan utama mengapa seseorang mengabaikan perasaan orang lain adalah karena rendahnya empati atau kesadaran sosial. Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan atau kondisi orang lain, dan ini membutuhkan kemampuan untuk berpikir dari sudut pandang yang berbeda. Ketika seseorang memiliki empati yang rendah, mereka cenderung hanya fokus pada kebutuhan dan keinginan pribadi tanpa mempertimbangkan dampaknya pada orang lain. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa suara keras atau tindakan tertentu bisa mengganggu tetangga atau teman di sekitar mereka.

2. Pengaruh Lingkungan dan Kebiasaan Sosial

Lingkungan tempat seseorang tumbuh bisa membentuk cara pandang dan perilaku sosialnya. Di lingkungan yang permisif, misalnya, banyak orang mungkin melihat kebisingan atau tindakan yang mengganggu sebagai hal yang wajar, atau tidak perlu dipermasalahkan. Ketika seseorang terbiasa hidup di lingkungan di mana kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada kenyamanan bersama, perilaku ini cenderung terus terbawa.

3. Pola Pikir Egois dan Self-Centered

Beberapa orang memiliki kecenderungan untuk fokus pada diri sendiri atau merasa kebutuhan mereka lebih penting daripada kebutuhan orang lain. Pola pikir yang egois ini sering kali muncul dari rasa ingin diakui, rasa lebih superior, atau kebutuhan untuk selalu diperhatikan. Mereka mungkin merasa tidak ada yang salah dengan tindakan mereka, karena menganggap bahwa kepuasan atau kenyamanan mereka lebih penting daripada perasaan orang lain.

4. Kurangnya Pemahaman Agama yang Menyeluruh

Kebanyakan agama mengajarkan untuk memperhatikan perasaan dan kenyamanan orang lain, seperti menghormati tetangga, menjaga hubungan sosial, dan membantu sesama. Namun, jika ajaran agama hanya dipahami sebatas ritual atau kewajiban pribadi, maka ajaran tentang kebaikan dalam bermasyarakat bisa saja tidak meresap. Sebagai contoh, dalam Islam diajarkan bahwa mengganggu kenyamanan tetangga adalah perbuatan yang tidak baik, namun banyak yang hanya fokus pada aspek ritual dan mengabaikan sisi sosial dari ajaran tersebut.

5. Pengaruh Media dan Budaya Konsumerisme

Media dan budaya modern sering kali mengedepankan kebebasan pribadi, hiburan, dan konsumsi sebagai bagian dari kebahagiaan hidup. Ini sering kali menyebabkan orang merasa bahwa mereka berhak menikmati hidup tanpa perlu mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain. Di sisi lain, media juga kadang menggambarkan perilaku egois atau kasar sebagai sesuatu yang "normal" atau bahkan menghibur, sehingga dapat membentuk persepsi yang salah tentang bagaimana harus bersikap di tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun