Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan komunikasi dan saya ingin memberikan opini, pendapat atau bisa juga pengalaman hidup saya kepada anda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ilmu yang Benar Hanya Dimiliki Para Ulama? Kritik terhadap Fanatisme Agama

7 Oktober 2024   06:11 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:12 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak semua ulama terdahulu sepakat dalam berbagai hal. Fikih dan tafsir Islam kaya akan perbedaan pendapat (ikhtilaf). Hal ini menunjukkan bahwa para ulama sendiri memahami bahwa kebenaran bukanlah monopoli satu orang atau kelompok tertentu. Mereka terbuka terhadap diskusi dan verifikasi dari berbagai sudut pandang, dan ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi umat Islam di zaman sekarang.

6. Ilmu Adalah Anugerah dari Allah, Bukan dari Identitas Sosial

Kebenaran dan ilmu adalah anugerah dari Allah SWT. Sumber ilmu tidak harus berasal dari satu kelompok tertentu. Bahkan dalam sejarah Nabi Muhammad SAW, ada kisah di mana beliau belajar dari orang-orang di luar komunitas Muslim, seperti dalam hal taktik perang, di mana Nabi mengambil strategi dari Salman Al-Farisi, seorang Persia yang awalnya bukan Muslim. Ini menunjukkan bahwa Nabi sendiri bersedia belajar dari orang lain yang berbeda latar belakang.

7. Pentingnya Ilmu Universal

Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat, dan umat Islam harus turut berperan serta dalam perkembangan ini. Dengan hanya membatasi sumber ilmu pada ulama-ulama tertentu atau lembaga-lembaga agama, umat Islam akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan ilmu yang relevan dengan kehidupan modern. Umat Islam perlu mengambil bagian dalam ilmu pengetahuan universal, baik itu dari barat, timur, atau kelompok lain, selama ilmu tersebut membawa manfaat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kesimpulan

Pandangan bahwa kebenaran hanya bisa didapat dari ulama bersanad atau yang memiliki kredibilitas akademis tertentu, sementara menolak pemahaman dari sumber lain seperti Yahudi atau Syiah, adalah bentuk doktrin yang membatasi. Islam mengajarkan kita untuk berpikir kritis, mencari ilmu dari berbagai sumber, dan yang terpenting adalah memverifikasi kebenaran, bukan semata-mata melihat dari siapa ilmu itu berasal. Ambillah ilmu walau dari orang Yahudi---pesan ini menekankan bahwa ilmu dan kebenaran bisa datang dari mana saja, selama itu dapat diverifikasi dan memberikan manfaat. Verifikasi dan penyaringan informasi jauh lebih penting daripada siapa yang menyampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun