Mohon tunggu...
Yasintus Ariman
Yasintus Ariman Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu ingin berbagi

Aktif di dua Blog Pribadi: gurukatolik.my.id dan recehan.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Belis bagi Masyarakat Sumba

15 Maret 2022   12:40 Diperbarui: 15 Maret 2022   12:47 1878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, makna menghormati perempuan. Belis merupakan salah satu wujud konkret penghargaan yang tinggi terhadap perempuan. Bahwasannya perempuan bukanlah pihak yang lemah yang harus dikuasai. Pemahaman bahwa belis merupakan sebuah model pertukaran antara barang dengan perempuan sesungguhnya keliru. Sebab pihak perempuan juga menyiapkan barang yang harus diberikan kepada pihak laki-laki.

Kedua, makna usaha atau perjuangan. Untuk mulai membentuk atau membangun sebuah keluarga butuh persiapan yang matang. Hal itu akan tampak jelas dari usaha yang dilakukan oleh laki-laki guna memenuhi tuntutan pihak perempuan sebagai bentuk keseriusan serta tanggung jawabnya. 

Ketiga, makna Kesetaraan. Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa pihak perempuan juga mempersiapkan barang yang harus diberikan kepada pihak laki-laki. Barang-barang yang diberikan itu nilainya setara dengan barang yang dibawah oleh pihak laki-laki. misalnya, jika Mamuli dan Lulu Amah yang dibawah pihak laki-laki sejumlah sepuluh lembar maka kain dan sarung yang disiapkan pihak perempuan harus sepuluh lembar. Ini menunjukan bahwa laki-laki dan perempuan itu setara atau sederajat.

Keempat, makna kebersamaan. Setiap usaha menuntut kebersamaan artinya harus ada kesepakatan. Ini dikandung maksud bahwa kedau belah pihak perlu kerja sama yang baik.

Demikian makna yang bisa dipetik dari belis atau mas kawin pada masyarakat Sumba. Kiranya memberikan pencerahan terhadap pihak yang memelintir nilai belis sebagai sesuatu yang merendahkan kaum perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun