4. Menjemur
Setelah mencapai waktu tertentu direndam, benang yang diikat tadi langsung dijemur atau dikeringkan. Suasana alam Sumba Timur yang panas sangat memungkinkan untuk mengeringkannya lebih cepat.
5. Menenun
Setelah benang-benang yang diikat tadi mengering, maka tibalah saatnya untuk menenun. Motif tenunan bisa disesuaikan dengan keinginan pembeli pada umumnya. Namun pada umumnya motif tenunan Sumba didominasi oleh gambar ayam, kuda, buaya, rusa, kura-kura, udang juga manusia. Warna dasar kain atau benangnya adalah hijau dan merah jambu. Proses menenun ini tentu saja membutuhkan keahlian khusus, dan ini menjadi keterampilan khusus kaum perempuan Sumba Timur.
Setelah membaca proses pembuatan kain tenun Sumba di atas dapatlah dimengerti mengapa harga kain tenun tersebut tergolong mahal. Satu hal yang wajib disadari bahwa kain tentu Sumba merupakan hasil olahan langsung tangan manusia bukan olahan mesin pabrik. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sesungguhnya kain tenun Sumba memiliki roh manusia dan bukan roh mesin pabrik.
Setiap orang bisa saja memiliki pandangannya sendiri tentang kain tenun ikat Sumba. Karena itu apa yang ceritakan di sini bisa saja berbeda dengan konsep dan pemahaman pembaca umumnya. Apa yang ceritakan adalah juga merupakan apa yang saya rasakan.
Demikian cerita singkat saya tentang proses pembuatan kain tenun Sumba. Cerita ini tentu belum mewakili kenyataan yang sesungguhnya. Namun, kiranya cerita ini membangkitkan rasa ingin tahu pembaca untuk menelusuri lebih jauh tentang kain tenun Sumba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H