Mohon tunggu...
Yasintus Ariman
Yasintus Ariman Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu ingin berbagi

Aktif di dua Blog Pribadi: gurukatolik.my.id dan recehan.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Quo Vadis Alat Musik dan Lagu Daerah Sumba Timur?

29 Agustus 2019   13:54 Diperbarui: 29 Agustus 2019   14:15 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua lagu-lagu tersebut sepertinya tinggal cerita yang kadang membuat anak-anak mudah Sumba Timur merasa lucu. Hal ini terjadi ketika penulis mencoba menggali informasi dari peserta diidik tingkat SMA tentang lagu yang dibawakan saat panen dan saat injak padi. Banyak dari antara mereka yang tersenyum bahkan ada yang tertawa mendengarnya. 

Dari kenyataan ini, penulis semakin yakin jika musik dan lagu daerah Sumba Timur perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh generasinya mudanya. Tentu saja hal ini patut disayangkan.

Upaya Pelestarian
Para pemerhati budaya di Sumba Timur bukan tidak menyadari akan pudarnya keutamaan budaya dalam kaitannya dengan musik dan lagu daerahnya. Ada beberapa cara yang telah ditempuh yakni diadakannya festival Jungga yang pernah dilaksanakan di penghujung tahun 2018 tepatnya di Taman Sandalwood Waingapu. 

Selain itu, di salah satu stasiun Radio swasta di Waingapu bernama Radio MAX FM Waingapu pada waktu tertentu selalu menyajikan alunan musik dan lagu daerah nusantara lebih khusus lagu dan musik Sumba Timur. Namun sejauh pantauan penulis, permintaan lagu-lagu tersebut didominasi oleh generasi tua Sumba Timur. Sedangkan generasi mudanya jarang ikut meramaikan acaranya. 

Di tingkat sekolah juga sudah mulai digalakkan pelajaran memainkan musik dan menyanyikan lagu daerah dengan mendatangkan pelatih yang berasal dari tokoh-tokoh yang pandai memainkan alat musik dan menyanyikan lagu daerah Sumba Timur. Namun tidak sedikit sekolah di Sumba Timur yang belum memaksimalkan kegiatan pembelajaran ekskul untuk musik dan lagu daerah.

Upaya-upaya yang dilakukan di atas memang belum menjamin seratus persen anak muda Sumba Timur berminat untuk melestarikan musik dan lagu daerahnya. Namun ini menjadi langkah awal untuk terus memperkenalkan musik dan lagu daerah kepada genarasi mudanya. 

Harus diakui memang bahwa tidak gampang mempertahankan sesuatu yang tradisional di tengah pesatnya perkembangan teknologi yang menawarkan aneka kemudahan serta keindahan tersendiri. Karena itu dibutuhkan sinergisitas pihak-pihak terkait dalam melestarikan musik tradisional tentu dengan pendekatan kekinian guna menarik minat anak muda untuk mencintai musik dan lagu daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun