Mohon tunggu...
Yasintus Ariman
Yasintus Ariman Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu ingin berbagi

Aktif di dua Blog Pribadi: gurukatolik.my.id dan recehan.my.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beriman dalam Impitan Derita

3 April 2018   14:43 Diperbarui: 4 April 2018   15:51 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebab, jangan heran jika ada orang yang hidup dalam limpahan harta harus menghabisi nyawanya dengan gantung diri (bunuh diri), sementara yang hidup serba keterbatasan dalam hal materi masih tetap tegak berdiri menikmati indahnya dunia. Inilah misteri hidup yang harus selalu manusia gumuli dengan rasio berlandas iman jika tidak ingin terperosok dalam kehampaan, hidup tanpa makna dan bisa saja disamakan dengan binatang.

Jika demikian adanya, saya ingin menegaskan kembali apa yang pernah diungkapkan oleh Edi AH Iyubenu dalam artikelnya yang ditayangkan di basabasi.co pada 14 Agustus 2017 lalu bahwa jika telah memiliki iman di dalam hati (apa pun agamanya) janganlah merusakan kualitasnya dengan aneka pertanyaan nalar yang tidak akan bisa menemukan jawaban final.

Alangkah indahnya menghindarkan diri dari kesombongan terbesar dalam diri sendiri yaitu enggan atau bahkan tidak mengaku kepada diri sendiri bahwa nalar tak sanggup menjelaskan segala hal dalam hidup ini termasuk penderitaan yang dialami oleh orang saleh, orang yang bermurah hati, dan orang yang tekun beribadah.

Manusia yang beriman memiliki kerendahan hati, pasrah pada kehendak Ilahi dan bukannya pasrah pada keangkuhan nalarnya. Ia yang akan tetap tegak berdiri memuji kebesaranNya dan senantiasa tunduk sujud di hadapan keagunganNya walau terperosok dalam himpitan derita sehebat apa pun bentuknya. Jika kesabaran terbatas dan mudah didera keputusasaan, sesungguhnya ia belum beriman secara benar. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun