Mohon tunggu...
Yasintus Ariman
Yasintus Ariman Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu ingin berbagi

Aktif di dua Blog Pribadi: gurukatolik.my.id dan recehan.my.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Celoteh Hancur Anak Negeri

26 Maret 2018   07:30 Diperbarui: 26 Maret 2018   08:32 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Penting apa memang ee... Memang itu jawaban soal Ujian Nasional kah yang ada label tulisan di pojok atas Dokumen Negara dan di pojok bawah Sangat Rahasia."

"Jangan omong yang aneh-aneh, kawan. Ini flash disk pribadi untuk kepentingan pribadi."

"Hahahaha...jangan-jangan di itu flash disk banyak...."

"Ah, otakmu memang yang tidak beres, ngeres. Ni, baca ni artikel-artikel hari ini."

Yan menunjukkan tulisan-tulisan dari para kompasianer yang tentu saja sudah ditayang di Kompasiana. Ia tidak sedang on line. Artikel-artikel yang dianggapnya menarik selain difavoritkan, ia juga salin dan simpan di flash disk. Itu sebabnya ia tidak ingin memberikan flash disk itu kepada temannya. Soalnya, ia punya pengalaman buruk tentang flash disk yang hancur akibat virus dari laptop kuno, reot, tak tersentuh jaringan internet dan tentu saja masih menyimpan anti virus kadaluwarsa.

"Haa...? tahun 2030 kita semua hancur? Ah, ini hoaks benaran. Pak tua itu, lagi-lagi tentang dia. Begitu pandainya dia mengibuli masyarakat. Dia itu yang hancur. Dia su ti ada di tahun itu, kawan."

"Jangan reaksioner gitu dong. Kau tidak ada bedanya dengan beberapa tulisan di kompasiana itu."

"Ya, iya lah. Masa kita semua akan hancur. Memangnya dia Tuhan kah atau setan dalam cerita nenek moyang kita kah?"

"Nah, itu dia persoalannya. Tapi saya pikir kita harus berpikir positif. Artinya, mungkin pak tua itu ada benarnya. Kan, nenek moyang kita su bilang jangan cepat telan yang manis karena mungkin saja itu racun. Dan jangan cepat buang yang pahit karena bisa saja itu obat."

"Terus...?"

"Begini kawan. Apa yang dikatakan pak tua sesungguhnya tentang kita. Bukan tentang dirinya sendiri. Pernyataan itu mestinya mendorong kita untuk mawas diri, tahu diri. Kau tau kan, negeri ini masih rawan dengan isu sara. Ekonomi pun masih dikuasai aseng. Kalau ini kita pelihara terus maka negeri yang beribu-ribu pulau ini suatu saat akan hancur. Maksud saya terpecah bela, berdiri sendiri-sendiri. Timor Leste yang kecil itu saja bisa merdeka dan berdiri sebagai sebuah negara. Besok-besok Flores, Timor, Sumba..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun