Mohon tunggu...
muhamad yasin
muhamad yasin Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar/guru sekolah menengah kejuruan swasta

hobi bermain game dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problem Based Learning dan Project Based Learning

24 Juni 2023   09:59 Diperbarui: 24 Juni 2023   10:08 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Dalam PBL, siswa diajak untuk berpikir kritis dan menganalisis informasi dengan hati-hati untuk memahami esensi masalah yang dihadapi. Mereka diajarkan untuk melihat berbagai sudut pandang, mengevaluasi argumen, dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran rasional.

Menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja: PBL mendorong siswa untuk mengambil inisiatif dalam memecahkan masalah, mengatur waktu, mengelola sumber daya, dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Hal ini mengembangkan sikap mandiri dan kemandirian siswa dalam belajar dan bekerja.

Mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok: Dalam PBL, siswa sering bekerja dalam kelompok untuk mencari solusi bersama. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan kerjasama, komunikasi efektif, dan pemecahan masalah kolaboratif. Mereka belajar untuk menghargai keberagaman pendapat dan bekerja bersama sebagai tim.

Secara keseluruhan, PBL memiliki potensi untuk meningkatkan berbagai aspek penting dalam perkembangan siswa, termasuk kemampuan pemecahan masalah, motivasi belajar, penerimaan pengetahuan baru, kemampuan berpikir kritis, inisiatif dalam bekerja, dan

Sedangkan, menurut Shoimin (2017) kelebihan problem based learning antara lain :

Mempelajari materi sesuai dengan masalah kontektual

Membangun pengetahuan melalui aktivitas belajar dengan kerja kelompok yang memungkinkan mengatasi siswa yang kesulitan secara individual dapat diatasi.

Kemampuan komunikasi akan terbentuk karena adanya diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi.

Abidin (2014) menyatakan beberapa kekurangan yang mungkin timbul dalam penerapan Problem Based Learning (PBL), sebagai berikut:

  1. Ketidaknyamanan siswa yang terbiasa dengan pembelajaran berpusat pada guru sebagai sumber utama informasi. Siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan gaya pembelajaran PBL yang lebih berfokus pada diskusi dan pemecahan masalah.
  2. Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan dapat menjadi hambatan. Jika siswa tidak yakin atau tidak memiliki kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah, mereka mungkin enggan mencoba atau merasa sulit untuk diarahkan dalam proses pemecahan masalah.
  3. Kurangnya pemahaman siswa tentang alasan mengapa mereka harus berusaha memecahkan masalah yang dipelajari dapat mengurangi motivasi belajar. Jika siswa tidak melihat relevansi atau manfaat dari memecahkan masalah, mereka mungkin kehilangan minat dan tidak mendapatkan pembelajaran yang optimal dari pengalaman tersebut.

Dalam mengimplementasikan PBL, penting bagi pendidik untuk memperhatikan dan mengatasi kekurangan-kekurangan ini, seperti memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri mereka dalam memecahkan masalah, memberikan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran, dan memberikan dorongan yang tepat agar siswa merasa nyaman dalam berpartisipasi dalam diskusi dan pemecahan masalah

Menurut Warsono dan Heryanto (2013), Problem Based Learning (PBL) melibatkan beberapa tahapan atau sintaks dalam implementasinya, yaitu:

  1. Mengorientasikan siswa kepada masalah: Dalam langkah ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi dan alat yang akan digunakan dalam pemecahan masalah, dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam diskusi kelompok yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
  2. Guru mendefinisikan masalah yang akan diselesaikan dan mengatur siswa untuk memulai proses belajar : Guru menjelaskan tugas-tugas siswa, menyusun jadwal pembelajaran, menentukan tema pemecahan masalah, dan melakukan langkah-langkah organisasi lainnya.
  3. Guru memberikan panduan dalam melakukan investigasi secara mandiri maupun dalam kelompok: Dalam langkah ini, guru mendorong siswa untuk membuat hipotesis, mengumpulkan data yang relevan terkait pemecahan masalah, serta melakukan eksperimen atau penyelidikan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam memecahkan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam mengembangkan dan mempresentasikan karya mereka: Dalam langkah ini, guru memberikan dukungan kepada siswa dalam menyusun hasil pemecahan masalah, seperti membuat laporan atau produk yang relevan. Guru juga membantu dalam membagi tugas sesuai dengan peran masing-masing siswa, serta membimbing siswa dalam mempersiapkan presentasi untuk memaparkan hasil pemecahan masalah mereka..
  5. Refleksi dan penilaian: Guru membantu siswa dalam memahami kelebihan dan kekurangan dari hasil pemecahan masalah yang telah mereka capai. Siswa juga didorong untuk melakukan refleksi terhadap proses belajar mereka dan mempersiapkan penyelidikan atau pemecahan masalah lanjutan yang terkait dengan hasil pemecahan masalah sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun