Percaya atau tidak itu adalah hak anda, namun di Hutan Tembawang Kemoyu dipercaya sebagai pusat kerajaan suci yang tidak kasat mata. Orang yang masuk sembarangan ke area ini biasanya akan tersesat dan susah untuk pulang sehingga tidak ada masyarakat yang berani masuk kecuali dengan ketua adat setempat.
Ketika acara Ritual Mpokan Pedagi Homing Kemoyu dilaksanakan, para ahli aris dan pengunjung yang akan memasuki kawasan Tenbawang Kemoyu diwajibkan menggunakan gelang yang dinamakan Gelang Ratu.Â
Gelang Ratu ini berupa gelang tali yang memiliki warna kuning yang berbahan kain digunting kotak memanjang dan cara memakainya diikatkan ke pergelangan tangan kanan sebagai tanda memasuki area kerajaan suci. Gelang Ratu ini tidak boleh dilepaskan walaupun acara telah selesai sampai gelang ini terlepas dengan sendirinya.
Misteri Tembawang Kemoyu
Ketika kami meliput acara Mpokan Pedagi Homing Kemoyu ada keanehan yang terjadi. Kami diajak untuk berkeliling hutan Tembawang Kemoyu dan anehnya tidak ada seekor nyamukpun yang menganggu dan menggigit kami, padahal ketika anda ke ladang atau hutan pasti nyamuk berterbangan tidak karuan menggigit anda.
Karena penasaran kamipun bertanya ke ketua adat kenapa di hutan ini tidak ada nyamuk, dan jawaban ketua adat simpel saja bahwa nyamuk disini telah kami ikat sementara agar tidak mengganggu pengunjung. Dalam hati saya berkata sakti bener ne ketua adat.Â
Pedagi Naga Gana Jaga Benua
Disekitar Tembawang Kemoyu terdapat sungai yang menurut cerita sebagai tempat untuk mandi dan air minum. Sungai itu dinamakan Sungai Kondot.
Tidak banyak masyarakat yang mau menghampiri sungai itu padahal banayk ikannya karena terkenal angker karena terdapat kayu berbentuk tangga yang usianya sudah diatas ratusan tahun yang dinamakan Pedagi Naga Gana Jaga Benua.
Pedagi Naga Gana Jaga Benua pernah akan dipindahkan ke area Rumah Pedagi namun lima orang mencoba angkat tangga kayu itu belum ada yang mampu mengangkatnya.